Puisi-puisi Dian Chandra | Sungai Jeriji - Suara Krajan

 

CILOK BRIAN
 
sepulang kuliah
otak ngebul
hati gemuruh
 
lantas kulaju diri
menuju ke luar kampus
tempat cilok brian
tumbuh dan besar
 
kubeli seporsi
dengan kuah kacang
dan isian gajih sapi
yang membulati hati
mendesak diri
untuk cepatcepat
masuk mall
lalu dudukduduk di
lantai satu
makanmakan cilok
sebelum ke bioskop
 
aku kunyah cepatcepat
kadangkadang pelanpelan
aku pun tahu:
waktu menipis
tak bisa dipintas
tak muat diperbanyak
 
lantas pelupukku berdebu
dengan mulut penuh
kuah kacang
dan
gajih sapi
 
tapi aku
tak ingin
telungkup harihari
yang meninggalkan bisik
sebagaimana memakan cilok yang direbus
diamdiam
 
begitulah aku mengerang
dalam
bulatbulat cilok
 
2022
 
 
SUNGAI JERIJI
 
di sungai ini
air mengalir semaunya
membentang sepanjang jeriji
 
di sungai ini
perahuperahu kecil meluncur
melalui bakau
membelah hutan hijau
di kiri kanan
 
ikanikan melihat
orangorang ramai
tergugah kemilau air
 
bakaubakau menatap
orangorang melenggoklenggok perahu
serupa amazon, katanya
 
perahuperahu menurut
orangorang mengabdi pada sungai
memelihara ikanikan
merawat bakaubakau
memberi penghormatan
pada kelimpahan air
adalah kehidupan
yang (paling)
baik
 
2022
 
 
RUH KITA
 
kita adalah sepasang punggung
yang mendekap takdir
dengan wujud anak-anak
 
kita berjalan sendiri-sendiri
namun, jiwa mengajak berunding
meminta genggam yang erat
pada tangan-tangan kita yang mulai layu
pada tubuh kita yang mulai susut
 
kita ingin saling berkisah
tentang memasang popok anak di tengah malam
dengan kantuk yang sama
tentang berlarian mengejar si kecil
dengan terengah-engah yang sama
tentang sepi usai anak-anak merantau
dengan isak yang sama
 
kita menua bersama
dalam jejak-jejak kaki di sepanjang koridor rumah sakit
dalam ingatan yang mulai lepas
satu per satu
dalam pandang yang mulai buram
dalam peluk yang asing
sebab susut, sebab lupa
 
kita menunggu ruh berpaut
di sebuah kamar yang berbaris manekin beku
kepunyaan orang-orang
 
 
2022
 
 
TANGAN-TANGAN PENGGANTI MULUT
 
genggam. semua dalam genggaman. tangan-tangan cermat. tangan-tangan kukuh. tangan-tangan membesar. tangan-tangan menyuap, mengasuh, menumpu. tangan-tangan bekerja. tangan-tangan manusia. menyoal mulut. mengambil peran: membersihkan bokong dan punggung. mulut tinggal cuap-cuap. dominan di sana.
 
2022
 
 
MY SKINCARE, MY BODYCARE
 
malam-malam dalam rimba kepalaku
aku menuliskan puisi
-- yang sibuk mengoles diri
dengan body lotion dan body yogurt
 
puisi membagi kata-kata
-- ia membangun glowing
pada keteduhan wajah
membawa pulang segala kerutan
yang kerap tinggal di pipi dan dahi
juga lengkung kusam
di bawah mata
yang terengah-engah
menatap layar ponsel
 
sedang rimba di kepalaku
hendak meminta vitamin
dan tonik
-- ia ingin berlindung dari ketuaan
yang selalu menjumpai
dengan tepat waktu
serupa ayam-ayam yang
berkokok sebelum subuh
memecah tidur
 
oh, inginku rengkuh tubuhku
dalam-dalam
-- yang giat bertempur
melawan dahaga dunia
 
 2022
 
 
 
Dian Chandra alias Hardianti, S.Hum.,M.Hum, adalah seorang arkeolog, penulis, ibu, dan istri Pak Hen. Bermukim di Toboali, Bangka Selatan. Seorang tutor di PKBM GEMAR. Telah menerbitkan 1 novel solo di tahun 2021 dan 5 judul antologi puisi di sepanjang tahun 2022. Kenali ia lebih jauh di:
Email: authorhardianti@gmail.com
Fb: Dian Chandra
IG: dianchandra_files

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak