5 Puisi Fiana Winata | Menapaki Sepi - Suara Krajan

 


Menapaki Sepi

 

Berjalan menapaki sepi

Tanpa bayangan sendiri

Tegar menahan perih dan getirnya elegi

Tak bisa kompromi pun berdamai dalam hati

Literasi datang mengikat janji

Tanpa kusadari kaulah pelangi

Walau tak berjanji tapi datang menghiasi

Logikaku menolak ilusi

Tapi ini bukanlah mimpi

Narasimu rangkaian persuasi

Meyakinkan hati dengan pasti

Lautan luka kau ubah menjadi samudera cinta tak bertepi

Walau sulit untuk kumengerti

Hadirmu adalah pasti

Diam-diam saling merangkai diksi

Merajut asa untuk cinta sejati

 

Bukittinggi, 30 September 2022

 

 

Tiba-Tiba

 

Kita dipertemukan media

Seolah telah tertata sebelumnya

Jalanku penuh dilema

Mencari kesempurnaan cinta

Saling berbagi dalam tawa

Menyelami dalamnya nayanika

Saling mengenal mendalami rasa

Mengurutkan kode semesta

Memaknai kebetulan yang ada

Mungkinkah kita dalam amin yang sama

 

Bukittinggi, 30 September 2022

 


Djiwa

 

Entah bagaimana awalnya

Rasa ini datang tiba-tiba

Merajut kisah dalam maya

Basa-basi dalam sapa

Jika kuuntai kisahnya

Sulit untuk kurangkai kata

Hadirmu adalah janji-Nya

Bukan karena asa tapi semesta yang menatanya

Saat lisan ikrarkan cinta

Bumi bergetar tiba-tiba

Kita adalah hamba-Nya

Menjalankan keyakinan dengan nyata

Bersepakat saat bulan purnama

Memeluk kuat keyakinan yang ada

Jika boleh aku meminta

Akan kukorbankan dunia untuk bersama

 

Bukittinggi, 30 September 2022

 

Katakan Cinta

 

Malam itu kau ucapkan cinta

Dalam lelapku yang tak mampu berkata

Caramu sudah kubaca

Diksimu telah kupahami semua

Saat kau bertanya tentang angka

 Rasaku tak mampu melukiskannya

Bukan pekara angka yang sempurna

Yang kucari adalah yang sanggup menerima

Mungkin bisa dengan cepat kuberkata

Namun rasaku harus kujaga

Takut kembali terjebak dilema

Hingga berujung prahara

Sejak malam yang berkata

Mulai kubulatkan tekad yang ada

Bantu aku meyakinkan semua

Bahwa bahagia itu adalah kita

 

Bukittinggi, 30 September 2022

 

 

Bayangmu

 

Asa yang biru

Rasa yang menggebu

Tertata rapi dalam kalbu

Birunya adalah kamu

Awannya adalah aku

Tanpamu aku hanya serpihan debu

Hapuslah dukaku

Buang masa lalu

Pun segala cerita yang sendu

Jika awan tak mampu terpisah dengan langit yang biru

Maka aku tak mampu lepas dari bayangmu

 

Bukittinggi, 30 September 2022


 

Fiana Winata. Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat saat ini berdomisili di Bukittinggi. Kegiatan hari ini sebagai pendidik di SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi. Menulis lima buku tunggal puisi dan empat belas antologi. Beberapa tulisan sudah dimuat di surat kabar dan media online. Silakan sapa penulis ig.ofie_gw atau fb.Fiana Winata

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak