Menapaki Sepi
Berjalan menapaki sepi
Tanpa bayangan sendiri
Tegar menahan perih dan getirnya elegi
Tak bisa kompromi pun berdamai dalam hati
Literasi
datang mengikat janji
Tanpa
kusadari kaulah pelangi
Walau
tak berjanji tapi datang menghiasi
Logikaku
menolak ilusi
Tapi ini bukanlah mimpi
Narasimu rangkaian persuasi
Meyakinkan hati dengan pasti
Lautan luka kau ubah menjadi samudera cinta tak bertepi
Walau
sulit untuk kumengerti
Hadirmu
adalah pasti
Diam-diam
saling merangkai diksi
Merajut
asa untuk cinta sejati
Bukittinggi, 30 September 2022
Tiba-Tiba
Kita dipertemukan media
Seolah telah tertata sebelumnya
Jalanku penuh dilema
Mencari kesempurnaan cinta
Saling
berbagi dalam tawa
Menyelami
dalamnya nayanika
Saling
mengenal mendalami rasa
Mengurutkan kode semesta
Memaknai kebetulan yang ada
Mungkinkah
kita dalam amin yang sama
Bukittinggi, 30 September 2022
Djiwa
Entah bagaimana awalnya
Rasa ini datang tiba-tiba
Merajut kisah dalam maya
Basa-basi dalam sapa
Jika
kuuntai kisahnya
Sulit
untuk kurangkai kata
Hadirmu
adalah janji-Nya
Bukan
karena asa tapi semesta yang menatanya
Saat lisan ikrarkan cinta
Bumi bergetar tiba-tiba
Kita adalah hamba-Nya
Menjalankan keyakinan dengan nyata
Bersepakat
saat bulan purnama
Memeluk
kuat keyakinan yang ada
Jika
boleh aku meminta
Akan
kukorbankan dunia untuk bersama
Bukittinggi, 30 September 2022
Katakan
Cinta
Malam itu kau ucapkan cinta
Dalam lelapku yang tak mampu berkata
Caramu sudah kubaca
Diksimu telah kupahami semua
Saat
kau bertanya tentang angka
Rasaku tak mampu melukiskannya
Bukan
pekara angka yang sempurna
Yang
kucari adalah yang sanggup menerima
Mungkin bisa dengan cepat kuberkata
Namun rasaku harus kujaga
Takut kembali terjebak dilema
Hingga berujung prahara
Sejak
malam yang berkata
Mulai
kubulatkan tekad yang ada
Bantu
aku meyakinkan semua
Bahwa
bahagia itu adalah kita
Bukittinggi, 30 September 2022
Bayangmu
Asa yang biru
Rasa yang menggebu
Tertata rapi dalam kalbu
Birunya adalah kamu
Awannya adalah aku
Tanpamu aku hanya serpihan debu
Hapuslah dukaku
Buang masa lalu
Pun segala cerita yang sendu
Jika awan tak mampu terpisah dengan
langit yang biru
Maka aku tak mampu lepas dari bayangmu
Bukittinggi, 30 September 2022
Fiana Winata. Wanita
kelahiran Cirebon, Jawa Barat saat ini berdomisili di Bukittinggi. Kegiatan
hari ini sebagai pendidik di SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi. Menulis lima buku
tunggal puisi dan empat belas antologi. Beberapa tulisan sudah dimuat di surat
kabar dan media online. Silakan sapa
penulis ig.ofie_gw atau fb.Fiana Winata