3 Puisi Firman Wally | NYANYIAN RINDU DI BIBIR IBU - Suara Krajan

 
MEMELUK NELANGSA
 
Hujan datang tanpa diundang
matahari berlalu tanpa harus diminta untuk menjauh
 
Perasaan baru kemarin kau bernyanyi dengan indah
dengan bisikan samudra cinta membiru
aku merasa itu adalah ketenangan
perihal pancaroba di mata para pengembara samudra
 
Sehabis kebersamaan yang selalu menjadi idaman,
kini kau berpaling seakan-akan bunga tak pernah tumbuh menghiasi taman hati
yang pernah kita rawat dengan penuh cinta beraroma pelangi di tubuh cakrawala
 
Kadang kau tak memiliki rasa kasih tentang perkataanmu
 yang seringkali membuat seisi dada mejadi jelaga
 
Dan kini kau telah menuju bahagia
aku kembali pulang memeluk nelangsa
 
Tahoku, 28 September 2022
 
 
PESAN SEBELUM PERGI
 
Di kelas pagi ini
aku menatap mereka
dengan senyuman harapan
mereka membalasnya dengan senyuman masa depan
Mereka terlihat seperti embun yang mengalun di daun talas
sesekali seperti pelangi di tengah-tengah badai
 
Aku senang berada di dalam kelas
sesekali bertukar cerita
mendengarkan keluh kasah
impian-impian yang mereka katakan
aku juga gelas kosong yang berharap
akan terisi air yang kaya nutrisi
 
Aku selalu berpesan
bila kelak kita tak lagi bersama
untuk berbagi
Akan tetapi setidaknya ada yang bisa kalian bawa pergi
seperti induk burung yang membawa sebongkah roti untuk anak-anaknya
di sepanjang hari
 
Tahoku, 26 September 2022
 
 
NYANYIAN RINDU DI BIBIR IBU
 
Pesisir pantai senantiasa memuntahkan
embusannya yang menusuk di kulit
berbagi kesejukan pada diri yang menginginkan pelukan
menginginkan sentuhan kemesraan
 
Laut bergelora akan buih dan camar
menggoda mata
mengusik penat dan lelah lekat di jiwa
Kapal-kapal mengepung
berlabuh atas nama rindu yang tak berujung
 
Bertemankan senja nan kencana
lagu-lagu dan puisi memainkan perannya
seraya berterima kasih kepada semasta
mensyukuri paling embun kepada sang Maha Kuasa
atas kasih dan cinta yang indah seperti nyanyian rindu di bibir ibu
 
Tahoku, 25 September 2022
 
 
 
 
 
Firman Wally, Anak dari bapak Dula Wally Dan ibu Aisa Tomia. Kelahiran Tahoku, 03 April 1995. Penulis tiga buku puisi "Lelaki Leihitu" "Kutemukan Penyesalan di Setiap Kehilangan" dan "Menghibur Luka". Namanya sudah tergabung di berbagai antologi bersama karya penyair Nasional hingga Internasional, kurang lebih 60 Antologi.
 
 
 
 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak