matahari berlalu tanpa harus diminta untuk menjauh
dengan bisikan samudra cinta membiru
aku merasa itu adalah ketenangan
perihal pancaroba di mata para pengembara samudra
kini kau berpaling seakan-akan bunga tak pernah tumbuh menghiasi taman hati
yang pernah kita rawat dengan penuh cinta beraroma pelangi di tubuh cakrawala
yang seringkali membuat seisi dada mejadi jelaga
aku kembali pulang memeluk nelangsa
aku menatap mereka
dengan senyuman harapan
mereka membalasnya dengan senyuman masa depan
Mereka terlihat seperti embun yang mengalun di daun talas
sesekali seperti pelangi di tengah-tengah badai
sesekali bertukar cerita
mendengarkan keluh kasah
impian-impian yang mereka katakan
aku juga gelas kosong yang berharap
akan terisi air yang kaya nutrisi
bila kelak kita tak lagi bersama
untuk berbagi
Akan tetapi setidaknya ada yang bisa kalian bawa pergi
seperti induk burung yang membawa sebongkah roti untuk anak-anaknya
di sepanjang hari
embusannya yang menusuk di kulit
berbagi kesejukan pada diri yang menginginkan pelukan
menginginkan sentuhan kemesraan
menggoda mata
mengusik penat dan lelah lekat di jiwa
Kapal-kapal mengepung
berlabuh atas nama rindu yang tak berujung
lagu-lagu dan puisi memainkan perannya
seraya berterima kasih kepada semasta
mensyukuri paling embun kepada sang Maha Kuasa
atas kasih dan cinta yang indah seperti nyanyian rindu di bibir ibu
