KAMU DI PELUKNYA
Bukan di pelukku
Andai padaku
Aku paham airmatamu
Bukan di pelukku
Andai padaku
Aku paham
Hangat yang kamu cari
Datanglah kalau ingin
Untukmu aku ada
Menghapus sedihmu
Walau tidak memilikimu.
Ambon, 16 September
2022
PEREMPUAN LAUT
Seperti bajak laut
Aku harus berlayar
Dengan perahu kecil bernama cinta
Terus mendayung walau ombak itu kejam
Perempuan itu
Kusebut perempuan laut
Sebab di dekatnya ada badai yang besar
Itulah musuh terbesarku
Tubuhnya yang laut itu
Ada mutiara yang indah
Cahaya kecil yang bersinar seperti fajar
Dan aku masih berlayar
Mengejar dengan perahu kecil itu.
Ambon, 16
September 2022
Andai padaku
Aku paham airmatamu
Andai padaku
Aku paham
Hangat yang kamu cari
Untukmu aku ada
Menghapus sedihmu
Walau tidak memilikimu.
Aku harus berlayar
Dengan perahu kecil bernama cinta
Terus mendayung walau ombak itu kejam
Kusebut perempuan laut
Sebab di dekatnya ada badai yang besar
Itulah musuh terbesarku
Ada mutiara yang indah
Cahaya kecil yang bersinar seperti fajar
Dan aku masih berlayar
Mengejar dengan perahu kecil itu.
Dari ribuan ranting pohon itu
Kau boleh tidur puas di situ
Dan hanya pada satu cabang
Jangan ubah warna badanmu
Hijau kulitmu tetaplah hijau
Air perawanmu
Ya, jagalah dan peluklah
Biarlah indah di rahimmu.
Renski Yosua Renwarin, dengan nama pena Engki Renwarin. Lahir di Seith pada tanggal 27 September 1998. Dibesarkan di Desa Ohoitel, Kota Tual. Sekarang berstatus Mahasiswa di Universitas Pattimura Ambon, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aktif di beberapa organisasi dan mulai mencintai dunia sastra pada tahun 2018 sejak bergabung dalam Sanggar Sastra yang dibentuk oleh jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sering dijuluki sebagai lelaki yang romantis dan berjiwa api ketika menulis dan membaca puisi. Pernah mendapat beberapa penghargaan sebagai penulis terbaik.