Puisi Heru Patria | Bantuan Salah Sasaran - Suara Krajan

  Bantuan Salah Sasaran

 

(1)

Berbondong warga datangi kelurahan

Kabarnya hari ini mereka dapat batuan

Sejumlah uang dan aneka kebutuhan

            Dari yang bersepeda, bermotor, serta bermobil

            Dipakainya kalung, gelang, dan cincin untuk tampil

            Tak peduli uang rakyat yang bakal diambil

Sementara di sebuah gubug reot

Seorang  nenek renta menyangga pipinya yang kempot

Sang nenek menatap sambil melotot

            Bertanya sang nenek kepada RT-nya

            Mengapa namanya tak ada dalam daftar penerima dana

            Pak RW sarankan si nenek datangi kelurahan

            Tapi Pak Lurah bilang itu pusat yang tentukan

Sang nenek pulang dengan tangan hampa

Duduk di balai bambu pasang wajah nelangsa

Bagaimana bisa bantuan salah sasaran

Ia yang lebih pantas mendapat malah terabaikan

            Saksikan warga tersenyum pulang dari kelurahan

            Dengan banyak perhiasan menempel di badan

            Pada Tuhan sang nenek adukan nasibnya

            Atas bantuan yang tidak sentuh namanya

 

(2)

O apa sebenarnya yang terjadi di negeri ini

Mengapa kesenjangan tiada pernah henti

Sampai kapan bantuan salah sasaran

Sampai kapan subsidi salah dialamatkan

            Sang nenek renta duduk melongo

            Saksikan warga penerima bantuan pada swafoto

            Dalam hati sang nenek berdoa

            Semoga mereka sadar itu bukan haknya

Tanpa belas kasih warga pamer perhiasan baru

Jerit hati sang nenek semakin pilu

Bukan bukan lantaran dirinya iri

Ia hanya merasa belum punya rejeki

            Sang nenek renta bawa sedihnya ke dapur

            Perut sudah melilit saatnya minta isi

            Tapi sang nenek harus kembali tepekur

            Sebab hari ini ia tak punya nasi

Kembalilah ia ke balai bambu depan

Segelas air putih ia teguk perlahan

Sekadar pengganjal perut yang keroncongan

Sedang sebutir beras pun ia tak punya persediaan

            Tanpa terasa jatuhlah air mata

            Basahi pipi keriput berlapis duka

            Hanya pada Tuhan ia meminta

            Semoga lain waktu datang bantuan untuknya

 

(3)

Hingga petang datang ia masih termenung

Tanpa perhatikan langit mulai mendung

Saat hujan gerimis mulai menyapa

Ia terhuyung masuk gubug reotnya

            Kontradiksi ini sungguh menyayat hati

            Jadi potret buram yang perlu dikaji

            Wahai penguasa mutakhirkan data bantuan

            Agar kisah sedih sang nenek tidak berkepanjangan

Meski hatiku terketuk pilu

Ingin menolong tapi aku tak mampu

Hanya aku puisikan kisah sedihmu itu

Dalam rangkaian diksi pengingat kalbu

Semoga penguasa perhatikan nasibmu

Lain waktu

 

 

Blitar, 2022

 

 

Heru Patria adalah nama penadari Heru Waluyo seorang novelis dari Blitar yang juga menulis cerpen dan puisi. Novel terbarunya berjudul Dalbo : Basa Basi Bumi (Elexmedia, 2021) dan Kerontang Kesaksian Pohon (Hyang Pustaka, 2022). Buku puisinya yang baru terbit berjudul Senyawa Kopi Sekeping Hati (IA Publisher, 2021). Beberapa puisi dan cerpennya pernah dimuat diberbagai media cetak dan online di antaranya Harian BMR Fox, Bhirawa, Sinar Indonesia Baru, Radar Malang, Radar Banyuwangi, Tanjung Pinang Pos, NegeriKertas.Com, Ngewiyak.Com, Gokenje.Id, ProNusantara.Com, SuaraKrajan.Com, Radar Madiun, dll. Penulis bisa dihubungi di FB. Heru Patria, IG. @heru.patria.54, Twitter @HERUPATRIA3, WA. 0813 5746 5016 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak