Aku Berpuisi Sendiri di Kota
Sepi
Di kota sepi literasi
Aku sendiri menulis
Dan membaca puisi
Di kota sepi literasi
Ibu kandung peradaban
Menanam ari-ariku
Di dalam perut bumi
Di kota sepi literasi
Duka, luka, kecewa, bahagia
Air mata kujerang
Ke dalam lumbung
Menimbun kata – kata lembut
Nan indah
Menjelma sajak
Dan kunikmati sendiri
Sangat nikmat
Sempurna tak kan pernah
Kubagi kepada siapa saja
Di kota sepi literasi
Aku sendiri menghirup
Udara puisi – puisi
Sejuk yang tak pernah kutemukan
Pada saat pagi di mana saja
Di kota sepi literasi
Puisi – puisiku tidak berarti
Dan tak usah kau baca lagi
Aku kan berjalan sendiri
Membentur ruang
Yang penghabisan
Bersama peradaban
Situbondo, akhir Juli 22.
Aku sendiri menulis
Dan membaca puisi
Ibu kandung peradaban
Menanam ari-ariku
Di dalam perut bumi
Duka, luka, kecewa, bahagia
Air mata kujerang
Ke dalam lumbung
Menimbun kata – kata lembut
Nan indah
Menjelma sajak
Dan kunikmati sendiri
Sangat nikmat
Sempurna tak kan pernah
Kubagi kepada siapa saja
Aku sendiri menghirup
Udara puisi – puisi
Sejuk yang tak pernah kutemukan
Pada saat pagi di mana saja
Puisi – puisiku tidak berarti
Dan tak usah kau baca lagi
Aku kan berjalan sendiri
Membentur ruang
Yang penghabisan
Bersama peradaban
_______________________________________
suarakrajan.com menerima tulisan berupa:
1. Pers rilis berita semua kegiatan apa saja yang tidak melanggar hukum
2. Esai, featur, opini, artikel (tema: bebas) minimal 3 halaman 1,5 spasi
3. Resensi Buku (diutamakan terbitan dua tahun terakhir)
4. Cerpen (tema dan genre: bebas)
5. Puisi (tema dan genre: bebas) 3-10 karya
6. Pantun (tema: bebas) 5 - 10 karya
Tulisan dikirim ke:
Email: suarakrajan@gmail.com