8 Puisi Mochammad Asrori | Jeda Pulang - Suara Krajan

JEDA BAHAGIA
 
tawa yang lepas, minimal
selebar pintu garasi
dimana keceriaan bisa segera
bebas, otw kesana-kemari
 
senyum yang mumpuni
paling tidak sekuat gravitasi
menarik minat dari hati ke hati
selalu ready meski tanpa aplikasi
 
tawamu, senyummu
bilamana kembali
 
Mjk, 13/07/2022
 
 
JEDA TANGIS
 
aku menangis karena hujan tumpah
meluruhkan kepompong di dahan
mahoniku, pagi berlari menderas lembah
penuh bulir padiku
 
aku menangis karena derai ombak
bergerak seolah melabrak pasir di pantaiku
perasaan asing menyelinap di lanskap bening
jendela kamarku, musim menggigil
puisi alpa menjadi syal di leherku
 
aku terdiam, karena tetap ada
yang menetap, meski air mata jatuh
di gelas kopi pagiku
 
Mjk, 17/07/2022
 
 
JEDA PULANG
 
puisi mematut diri di matahari
apakah belah rambut telah rapi
chubi pipi, mari tepuk tiga kali
berjatuhan mimpi di celah januari
 
mimpi mencari jalan pulang
menyusuri googlemaps hingga
gang-gang senggol penuh lubang
bergoyang-goyang tujuan
 
menujumu, yang tak kunjung
kutemukan
 
Mjk, 14/07/2022
 
 
JEDA PERJALANAN
 
bagaimana cara melajukan bus ini
ke hatimu? Entah, begitu sempit dan berliku
bahkan dengan dua kernet yang terus
berteriak lantang memandu
 
menurutmu apa tak ada yang salah
dengan kinerja dllajr? bagaimana
gang-gang menujumu dibuat gelap
dan bikin teler. walau telah menelan
satu pil dramamine plus multivitamin
seluruh tubuh tetap lumer
 
bagaimana cara memarkir bus ini
di hatimu? pertanyaan pilu, yang segera
tenggelam dalam bisikanmu
"Ini hati, ibukota diri, bukankah kuminta
kau datang dengan jalan kaki?"
 
Mjk, 14/07/2022
 
 
JEDA BEBATUAN
 
seperti ada yang hidup kembali
dari batu-batu, saat senandungmu
lirih menerpa lekuk pahat waktu
"Telaga yang menenggelamku,
bukankah berasal dari air matamu?"
 
dalam gerimis rimbun
kun, pinangan yang hendak ditimbun
ihwal yang luput ditimbang
sebuah bimbang, dalam tanduk
dan lekuk gimbal nan panjang
 
Mjk, 15/07/2022
 
 
JEDA PUISI
 
puisi bangun, mandi, dan gosok gigi
celana dan kemeja licin rapi
sambil memasang kauskaki
ia sarapan telur mata sapi
 
di luar pagar rumah, puisi berdiri
berdoa agar udara tak menjadi tsunami
menenggelamkan inspirasi
 
"paman puisi, ini sabtu pagi.
bukankah waktunya santai
diberanda sambil membaca pemuatan
di koran pagi?"
 
Mjk, 16/07/2022
 
 
JEDA KANTOR
 
sendirian nan paling sepi
dalam lewatan angka, tidak
ada yang bisa di tepi
 
tugas-tugas mengantar kita terbang
ratusan mil dari titik
sembunyi, abdi yang baik
bukan upeti, seluruhnya
berbagi demi negeri
 
sendirian nan azali, sekeras
apapun mencari, ibu
tidak bisa dihubungi
sudah tidak ada jalan
kembali
 
Mjk, 18/07/2022
 
 
JEDA LELAKI
 
tangguh, selalu berlari tanpa sedu
melompati waktu, tepat berdiri
kontinu mengetuk hangat pintu
 
tabah, adakah bertahan diam
menerima pukulan, lembu sekilan
tanpa lebam tanpa sayatan
 
siapa menepuk dada, siapa
yang tersisa, menghirup
tapal batas cakrawala
 
Mjk, 13/07/2022
 
 
======================
Mochammad Asrori, karyanya—berupa cerpen, puisi, naskah drama, dan esai—telah terbit di berbagai surat kabar, media daring, dan buku-buku antologi bersama. Sehari-hari bekerja sebagai guru di SMKN 2 Mojokerto. Buku puisinya yang telah tebit Tiga Postur Kota (Sarbi, 2015) dan Saat Jarum Jam Bersandar di Punggung Kursi Pelabuhan (Temalitera, 2020). Pegiat Sanggar Interlude ini aktif menjadi kurator buku, editor buku, dan sesekali juri lomba kepenulisan. Bisa dihubungi via WA: 085231586507 juga surel: rorimengajar@gmail.com.
 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak