5 Puisi Mochammad Asrori | Menunggu Nan Asyik - Suara Krajan

MENUNGGU NAN ASYIK
 
hanya ia yang bisa merumuskan, perihal
menunggu yang nikmat saat perjalanan
tak cukup segenggam erat you c
untuk mengusir gigitan sariawan
 
akhirnya ia membuka diri bagi sekotak
wafer tango, dan rimbun rumput
dari halaman buku puisi o
 
ia sabar memilih satu kursi
yang menghadap sebuah hati
kursi dengan pantat lebar, mampu
menahan bebat ton kerinduan
sungguh mengasyikan
 
hanya ia yang bisa mendeskripsikan
perihal menunggu tanpa batas waktu
benarkah tubuh memiliki derap
yang berbeda dalam mensiasati
bisikan dan bayanganmu seluruh
 
ia harus memercayai bahwa perjalanan ini
akhirnya menjadi cara mencari frekuensi
sebagaimana pasangan hidup
dan orang-orang terkasih
bisa terang dan tak saling sembunyi
 
ia telah siap menunggu penuh elan
ia memercayai, ia juga memiliki
tubuh embun nan sarat senyuman
 
2022
 

SERENADA
 
pada akhirnya kita akan menumbuhkan hati
menjadi sebuah lobi yang lega
dengan sofa empuk dan udara sejuk
 
percakapan jarum jam dan riak air kolam
memenuhi ruangan, lantai berkilau
memantulkan wajah-wajah lampau
kenangan, apakah kita sama tertidur?
saat langkah-langkah bersahutan
begitu sasar dan membangunkan selasar
 
lalu diam-diam kuletakkan
sebutir matahari di meja kerjamu
aku ingin tahu, apakah ia akan ragu
terbit dan tenggelam secara kontinu
 
kita akan sama tertawa saat tomat
dalam kotak bekalmu, tiba-tiba meloncat
mengira dirinya adalah warna merah
dari sebuah pelangi saat nuh
menjatuhkan tongkat ke samudera
 
terbelah. apakah dirimu telaga
bagi sebotol air dengan potongan lemon
tanpa gula
 
2021
 
 
IHWAL TERBUKA
 
sesuatu yang terbuka bermula
dari rahasia di plengkung gading
tentang sebuah keajaiban
bagaimana menumbuhkan hening
pagi dan senja, sarat pintu
jendela, dan payung biru tua
 
lalu, kita hirup kuat-kuat
saat hangat air mata teraduk perlahan 
dengan derai sapa manja
saling meniti di kedalaman mata 
palung derita, lanskap bahagia
selalu ada yang melangkah 
lalu berlari menembus luka
 
sesuatu yang terbuka bisa jua
berawal di bukit bintang
ketika tempias senyum
membuat kulit kita merah suam
adakah kaitan antara aliran tenang
dan pembuat karam, bukankah ada
yang memulai dengan erat gengam
 
2022
 

KISAH AIR
 
pagi mengisahkan segala bumi, 
ranting trembesi, juga segelas kopi
menari dalam liuk ombak dan matahari
yang berdetak-detak murni
selalu ada dirimu, yang timbul tenggelam 
bak daun jatuh di jeram ledok sambi
 
kupikir kita telah jauh berlari 
dari titik mata air umbul tirta budi
namun di tiap sungai yang mengalir
juga dalam rembes sumur pembasuh kelir
kutemui bisikkan dirimu
lagi dan lagi, menyelinap hadir
 
bagaimana bisa aku menjauh dari wajah airmu
yang meraup penuh bulan di puncak becici
tiap waktu dan dalam tiap kedip mimpi
seperti pagi ini, lengkap dengan langit biru
hutan perdu, juga segelas rindu abadi
 
2022
 
 
MEMANDANG JOGJA
 
adakah yang lebih mesra
dari memandang jogja
di mana wajahmu selalu saja
rajutan sekeranjang bahagia
begitu renyah kukulum juga
sari-sarinya, adakah di kotamu
kau melihat hal yang sama?
kota sebuah puisi yang hanya
menawarkan abadi, termasuk
duka yang terus berlari
 
kurasa tidak ada yang lebih mesra
dari memandang jogja
di mana kenangan seperti air bah,
begitu deras tawa, sarat air mata
bagaimana sebuah minggu di stasiun tugu
bisa membawa semusim penuh rindu
yang menggigil pada sebuah pagi
yang menghentak pada jejak
selalu kembali pada titik pertemuan
yang selalu asyik dikenang
yang selalu mampu menjadi pelipur
pada tiap ombak yang hadang
 
mungkinkah ada yang lebih mesra
dari memandang jogja
yang selalu penuh dengan wajah
dengan rajutan sekeranjang bahagia
 
2022
 

==============================
Mochammad Asrori, karyanya—berupa cerpen, puisi, naskah drama, dan esai—telah terbit di berbagai surat kabar, media daring, dan buku-buku antologi bersama. Sehari-hari bekerja sebagai guru di SMKN 2 Mojokerto. Pada 2020, ia meraih penghargaan Anugerah Sutasoma yang diselenggarakan Balai Bahasa Jawa Timur untuk kategori Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Berdedikasi. Pada 2021, buku puisi terbarunya, Saat Jarum Jam Bersandar di Punggung Kursi Pelabuhan, memenangi event GTK Creative Camp Batch-2 Bidang Apresiasi Penulisan Buku Fiksi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Saat ini aktif menjadi kurator buku, editor buku, dan sesekali juri lomba kepenulisan. Bisa dihubungi via WA: 085231586507 juga surel: rorimengajar@gmail.com.
 
 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak