Seperti biasa,
aku berangkat mengaji ke TPQ al-Kautsar, sore ini ada pengumuman bahwa besok
ada yang akan mementaskan wayang di masjid al-Kautsar.
“Wah aku suka banget sama wayang, aku sudah
tidak sabar ingin melihatnya besok,” Kata Zera teman TPQ-ku, “iya aku juga,”
teman-temanku yang sangat suka wayang memberikan pendapat mereka masing-masing.
Tidak terasa
ternyata sudah azan asar, aku dan teman-teman pun langsung mengambil air wudhu.
“Yuk, kita masuk,” ajakku sambil masuk kembali
ke masjid. Zera berjalan sambil melompat-lompat kecil karena saking senangnya.
Setelah shalat asar bersama, aku, Zera dan teman-teman yang lainnya dipanggil
bu Ustadzah untuk bersiap-siap mengaji, di situ kami disuruh membaca surah
al-Kahfi 1-10 secara bersama-sama. Saat di tengah-tengah bacaan, aku melihat
bahwa ada yang sedang mempersiapkan barang-barang untuk dalangnya nanti.
“Raya...Oyy,” bisik Zera di telingaku, aku pun
kaget karena melamun melihat barang-barang yang tadi dipersiapkan. Akhirnya
mengaji pun selesai. Aku dan Zera pulang bersama.
“Mmm Raya, kamu sudah pernah nonton wayang
belum?” Tanya Zera.
“Kalau secara
langsung belum pernah si,” jawabku malu. Setelah itu Zera menceritakan tentang
wayang. Aku pun menjadi sangat tertarik dengan wayang.
“Mmm ternyata
wayang itu menarik ya,” pikirku dalam hati.
“Wah...aku jadi
tidak sabar,” kata Zera dengan sangat semangat.
Tidak terasa aku
sudah sampai di depan rumahku, aku pun melambai-lambai tanganku sambil
mengatakan “dadah!” ke Zera. Aku pun langsung masuk ke rumah dengan gembira
sambil mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikum...aku pulang,” kataku dengan
wajah riang dan gembira.
“Wa’alaikumus
salam...waduh senang sekali, memang ada apa tadi di TPQ, kok bisa seneng
banget?” tanya ibu yang penasaran.
Aku pun
menceritakan bahwa ada pengumuman kalau besok ada yang akan bermain wayang,
lalu aku pun juga menceritakan tentang wayang yang tadi diceritakan oleh Zera.
Saat akan malam
tiba, aku dan keluargaku bercerita santai tentang wayang, aku pun menawari
adikku Bunga untuk ikut menonton wayang, tapi adikku takut untuk menonton
wayang, jadi aku memberitahu ke adikku bahwa wayang itu tidak seram sama
sekali. Tapi, adikku tetap saja tidak mau.
“Ya sudah kalau tidak mau, padahal seru hlo,
nyesel kalau gak ikut,” bujukku sambil pura-pura merajuk.
“Aku tetap gak
mau ikut,” jawab Bunga merajuk
“Aku cuma
bercanda kok.”
Makan malam pun
selesai. Aku dan adikku membantu ibu membersihkan meja dan menaruh piring ke
cucian.
“Mba Raya piringnya minta tolong sekalian
dicuci ya,” kata ibu.
“Siaaap ibu,”
kataku dengan nada yang semangat.
Setelah mencuci
piring, terdengar suara adzan isya. Ayahku segera wudhu dahulu karena mau ke
masjid. Ya, aku gak ke masjid. Jadi, aku shalat bersama ibu dan adikku.
Saat sudah jam 9
malam, aku bergegas untuk siap-siap tidur karena besok pagi sekolah.
***
Pagi hari pun
tiba, aku bangun untuk mandi, memakai baju, membereskan tempat tidur, lalu
sarapan.
“Ibu, sarapan pake apa?” tanyaku.
“Ibu masak ayam
goreng mau?” ibu menawarkan.
“Mau dong!!”
jawabku semangat karena aku sangat menyukai ayam goreng...Nyam...Nyam. Aku pun
makan dengan lahap, sampai tidak terasa sudah pukul setengah tujuh, aku segera
menyelesaikan sarapan karena sudah siang.
“Ayo mba Raya
naik ke mobil,” ajak ayah sambil memakai sepatu.
”Iya ayah,”
jawabku.
Dalam perjalanan
ke sekolah, agar tidak bosan aku dan ayah bercerita-cerita tentang
bermacam-macam topik. Sehingga sampai deh di sekolah.
“Assalamu’alaikum
ayah, aku berangkat ya,” kataku sambil melambaikan tangan.
“Wa’alaikumus
salam.”
Lalu aku masuk ke
sekolah, dan di kelas aku menceritakan kepada teman-temanku bahwa aku akan
menonton wayang sore ini. Teman-temanku juga ternyata tertarik dengan wayang.
“wah, aku jadi
ingin ikut melihatnya,” kesan mereka.
“Kring!!!” bel
berbunyi waktunya masuk kelas. Saat istirahat kami pun lanjut berbincang.
Ketika sekolah
sudah selesai, di perjalanan pulang aku bertemu dengan Zera, lalu kami pulang
bersama sambil bercerita tentang sore nanti.
“Raya, kamu jangan lupa ya nanti sore ada
wayang,” kata Zera mengingatkan.
“Oh iya, aku
hampir lupa,” jawabku sambil mengelus-elus kepala.
Kami pun berpisah
jalan karena beda arah. Dan akhirnya aku sampai di depan rumahku. Aku mengucap salam
dan langsung menuju ke kamar. Ternyata sudah adzan dzuhur. Aku langsung
mengambil air wudhu lalu shalat.
Setelah shalat
aku tertidur, entah kenapa aku tertidur. Tapi jadi tidak terasa kalau sudah
sore. Ya, seperti biasa aku mandi, shalat asar, lalu berangkat bersama Bunga.
Sebenarnya Bunga tidak ingin berangkat, tapi Bunga seperti sedikit penasaran
dan akhirnya tetap ingin melihatnya.
Saat berangkat,
kami pun bertemu dengan teman TPQ-ku, yaitu mba Isna. Jadi, kami berangkat
dengan mba Isna hingga di depan masjid. Kami pun masuk, waaah...ternyata sudah
hampir dimulai. Aku dan mba Isna mencari tempat duduk. Dan wayang pun dimulai,
tema wayang yang dimainkan adalah “Jangan Membantah Kepada Orang Tua”. Kami
melihatnya dengan serius, termasuk Bunga.
“Lincah sekali bermain,” kesanku dalam hati.
Dan...pertunjukkan
wayang pun selesai. Kami semua bertepuk tangan dengan meriah. Bu Ustadzah pun
juga bertepuk tangan.teman-temanku juga memberi kesan mereka. Zera pun terlihat
sangat senang setelah melihat pertunjukkan wayang tadi. Setelah itu, kami semua
akan pulang ke rumah masing-masing. Tapi saat itu sebenarnya aku masih
penasaran mengapa TPQ al-Kautsar mengadakan pertunjukkan wayang. Akhirnya aku
bertanya ke bu Ustadzah.
Ternyata
alasannya adalah dalangnya itu mau mondok mengaji dan sudah tidak mengaji di
TPQ lagi. Aku pun bertanya.
“Sebenarnya dalangnya itu siapa bu?” tanyaku
kepada bu Ustadzah.
“Dalangnya itu
mas Fatih,” jawab bu Ustadzah. Dan aku baru ingat kalau mas Fatih juga mengaji
di TPQ. Yaaa...sebelum berangkat ke pondok aku memberikan salam dan suport agar
semangat mengajinya.
Akhirnya aku dan
Bunga pun pulang dengan perasaan yang senang. Bunga sudah tidak takut menonton
wayang.
“Mba, ternyata wayang gak seram ya,” kata
Bunga dengan mata yang imut berkilau.
“Iya kan gak
serem,” jawabku.
Lalu kami pun
pulang sambil bercerita tentang wayang yang tadi. Kini, aku jadi semakin tahu
tentang wayang karena Zera dan pertunjukkan wayang tadi secara langsung. Dan
aku serta Bunga menceritakan pengalaman kami menonton wayang kepada ayah dan
ibu.
======================
Aldaninda Raya Mahrunisa, Siswi SD Muhammadiyah 1 Banjarnegara. Senang menulis dan melukis. Karyanya pernah dipublikasikan di Cerano ID dan Tajdid ID.
Semangat berkarya.
BalasHapusmantappp...lanjutkan mba raya
HapusSelamat dan terus semangat nduk, cah ayu. Si mbah ikut mendoakan semoga tulisan2 nya bermanfaat untuk sesama dikemudian hari.. 😍😍
BalasHapus