7 Puisi Pulo Lasman Simanjuntak | Perkawinan Kudus - Suara Krajan

TERJEBAK
 
memasuki musim bulan suci
sudah dua puluh satu hari lebih
matahari redup tak bisa bermimpi lagi
di antara ; jam rolex mati, sepeda motor matik, 
sampai emas berkarat milik perawan tak punya nyali
 
maka kutancapkan
iman bait suci ini
yang hanya andalkan puisi
milik pujangga
sedang menghitung peti mati
 
oh, hari esok sama dengan seribu tahun
menunggu pesta perkawinan suci
siap berenang di negeri bawah telapak kaki
 
(sementara anakku masih rajin menghapal 
jumlah muntahan peluru mesiu, tumpahan minyak goreng 
di selokan, krisis pangan di depan mata sampai 
makin melambungnya harga-harga jelang kematian dini),
 
Pamulang, April 2022
 
 
SABAT
 
i/
bila matahari sudah surut
sampai kulit payudaramu
dilepas s.o.s dari perahu purba
bintang-bintang dan ikan-ikan
bertebaran di layar komputer
untuk dimakan dengan rakus
mulut-mulut yang malas
 
ii/
percakapan sejarah paranabi
ialah menabur garam
di sudut kamar mandi
rumah sakit bersalin
perintah rumah ibadah
berabad-abad silam
mulai dari taman eden
yang kelam
sampai di puncak gunung sinai
ditulis dengan jari-jari Allah
 
iii/
sembunyikan buku-buku busuk itu, 
teriakmu sebagai penghuni rumah yang dibangun
dengan bantuan ribuan cacing dan belatung paling menjijikkan !
bahkan lantainya rajin disiram alkohol
air keras najis
bersetubuh dengan para baal
cerita di atas gunung karmel
 
iv/
kini  penghuninya telah tidur lelap
turun ke dunia orang mati
sebagian masih hidup murtad
tumbuh seperti pohon-pohon keangkuhan
roh najis dibawanya terbang
sampai ke ujung benua antartika
yang terasingkan
semuanya telah terjual
laris manis
tersisa hanya khalayan biru sang bujangan
di dalam batu api
 
v/
dalam kesunyian yang memanjang
kitab suci dibaca dalam debu
nyanyian lagu sion makin sulit dihapalkan
tinggal cerita orangtua yang membangun sekolah di sudut kota
dan sukacita melawat ke dalam penjara-penjara kriminal pembunuhan
sambil membawa ratusan ikan pindang
 
suntik saja tubuh rohani mereka
dengan vaksin dosa
sampai menghilang jejaknya
di tikungan jalan
permukiman rawan perzinahan
 
                    Kp.Melayu-Pamulang, 1997/2021
 

RUMAH BUMI SANI DALAM PUISI
 
i/
jemu dua kolom mau meledak
di ruang tamu rumah penuh tipuan
tak ada Tuhan hadir
tiap mezbah pagi
karena dibangun dengan amarah dan tangisan
serta perzinahan di pulau seberang
 
empatbelas tahun tubuhku tenang dan damai
tanpa harus disuntik obat penenang
namun, ada sebuah perkelahian
jelang hari persiapan
 
ii/
berita sore daun-daun nyaris berdarah
rontok
tersumbat mobil ambulan
 
berpasang mata mencoba menderek nyawa
ke dalam kabel telepon hijau
pertama disiarkan dari kota singapura
bersentuhan mata-mata
dengan sinterklaas dan pohon natal
 
iii/
tiba terlambat jinjin gundul
mengeras suara
mengapa benda-benda jasmani
bertabrakan setiap laut gerimis
 
iv/
 sudahlah
aku masih setia
menanti giliran
nama siapa
segera diseterika
hari ini juga
 
Pamulang, Maret 2021
 
 
SAJAKKU DIKEPUNG ASAP PEKAT 1.060 TITIK
 
menghitung sembilan puluh hari
tanpa matahari pagi
lalu ditambah tiga kali dua puluh empat jam
jadilah bola mataku (memerah)
berwarna mata srigala hutan
 
Paru-paruku kembali dibakar
di tubuh sungai musi
yang telah menghilang
dari garis peta buta
 
lalu dari badan jembatan ampera
tanpa kapal kayu
tanpa nelayan
kembali kubangun
mimpi-mimpi luruh ini
 
mengapa zaman prasejarah
nenek moyang pulau sumatera
belum ciptakan api
asap yang berangkat dari sebuah titik panas
 
lihatlah hutanku yang kembali dibakar sangat mencengangkan
 
benar kata pujangga melayu
bangsa ini harus bertobat
sungguh-sungguh!
 
bukan andalkan teknologi bom air
yang sewaktu-waktu
dapat meledakkan kota ini
jadi sebuah daratan gambut
tak berpenghuni
 
Palembang, Rabu 21 Oktober 2015
 
 
KUTERBANGKAN SAJAKKU LIMA PULUH METER
 
dengan hati cemas
penghuni kota berlari-lari
mengejar api
bau asap menyengat
timbul dari bawah ketiak
 
– angin jahat berhembus- menembus kaca jendela rumah
 
semua mulut butuh masker
menghindari binatang liar
membawa racun tumbuhan
ke atas ranjang
 
Kota Palembang, Oktober 2015
 
 
PUISIKU AKHIRNYA BERMEDITASI
 
menutup jendela
matahari terbenam
hari persiapan ini
gendang telingaku
masih bernyanyi
dengan rebana sunyi
 
seperti suara jangkrik malamhari
selamat datang
tubuh penderitaan ngeri
 
selamat datang kesengsaraan
anak negeri
 
kegelisahan untuk melayani
di rumah Tuhan
menunggu vaksinasi
 
                                  Pamulang, 31/12/2020
 
 
PERKAWINAN KUDUS
                  -catatan tiga puluh tahun-
 
 
perkawinan kudus ini
tadi malam mezbah-Nya
nyaris terpecah
penuh amarah
untuk tinggalkan jabatan
orang lewi
dalam rumah Tuhan
 
telah kubangun tiga puluh tahun
dari bangunan kayu bertingkat
terjebak di permukiman kumuh
aku tertipu
anak muda terbunuh
dan pada akhirnya
berakhir di rumah hantu
 
bergumul dalam doa syafaat
dan menyatu dengan Injil Kristus
sepasang manusia mandul
tak diciptakan oleh Tuhan
untuk mendengar tangisan
anak-anak di ranjang kesepian
 
pada ujung cerita
saat sajak ini ditulis
masih kutunggu setiap suara kecemasan
di pintu rumah gadai
 
ketakutanku menjelma
menjadi suatu pengharapan
kebaktian rumah tangga tujuh hari
jadi kebangunan rohani
pertobatan sejati
 
matahari harus bersabar
terbit dari hati yang sering terkunci.
 
kini nyanyian mazmur 128
raja daud mau beri berkat
bertalu-talu di telinga kiri
yang setengah tuli.
 
seperti pesan pastor tadi pagi
ingat sumpah perkawinanmu
jadilah hidup dengan kasih Kristus
jadilah hidup kekal.
amin
haleluya !
 
Pamulang, Minggu 14 Februari 2021
 
 
 



=========================
Pulo Lasman Simanjuntak telah telah terbitkan 7 buku antologi puisi tunggal dan 15 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia. Pada saat ini tengah persiapan untuk penerbitan ke-8 buku antologi puisi tunggal berjudul  "Bila Sunyiku Ikut Terluka". Karya puisinya telah dimuat (dipublish) di berbagai media cetak (surat kabar dan majalah) media online, serta majalah sastra digital dalam dan luar negeri. Bekerja sebagai wartawan dan aktif dalam pelayanan sebagai seorang rohaniawan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak