5 Puisi Bagus Sulistio | Sandal Santri - Suara Krajan

Tari Sufi
 
Panggung kayu sederhana dunia
Dirakitnya berbahan fana
Lampu temaram malam
Menyorot samar pada hamba
Yang tertunduk pasrah
Bersama pandangan lemah
 
Pemusik memukul terbang dengan tinggi
Membentuk barisan nada syahdu
Bernyanyi lembut lewat telinga perindu
Ia tidak lagi terdiam
Ada jari yang memelintir tumitnya
Memutar takdir yang membuat sakau
Seperti seorang wayang
Yang bebas digasingkan oleh sang dalang
 
Karangsuci, Maret 2021
 
 
Menunggu Reda
 
Aku menunggu pelangi di serambi
Ia tidak akan pulang sebelum badai
Pergi yang datang sejak kami lalai
Yang datang sejak kami terbuai
 
Awan hitam membuat buta mata
Tidak hanya kornea tapi juga rasa
Menutupi putih langit harapan padanya
Dan lebih percaya pada kuasa kita
 
Harta adalah guntur
Menyambar tangan yang paling tinggi
Membakar fitrah kita paling suci
Tidak akan hujan reda
Jika kita terus memeluk dunia
 
Purwokerto, Maret 2021
 
 
Sandal Santri

 
Serabut karet di ujung keputusasaan
Usaha dilakukan tanpa tempat jeda
Aku mampir pada rumah Tuhan yang sepi
Menatap masa depan kian kopong
Seperti saf jamaah orang-orang kota
Sampai kapan berkirim doa
Jika mendapat balasan tak tersadari
Sebenarnya Tuhan tak salah alamat
Angin yang mengantar juga tahu waktu
Seperti apa bisikan Tuan
Tentang keajaiban mana
Yang hendak diberikan
  
Purwokerto, 2020
 
 
Kidung Guru
 
Nyanyian malam kalah syahdu
Oleh goresan pena guru
Berdiri di atas keikhlasan
Tak jarang dihadiahi celaan
Untuk apa kau mengado ilmu
Kalau gaji bulananmu tak menentu
Orang di kursi selalu berjanji
Bakal kasih kenyang anak istri
Nihil, ingkar janji lagi
Tapi kau selalu tenang
Tidak ada uang, daun pun jadi dimakan
Mengisi perut-perut kempis
 
Guru,
Jika kau lelah mengajar
Istirahatlah sebentar
Tugas memajukan bangsa
Bukan di tangan kau saja
Masih ada atasan yang ungkang-ungkang kaki
Kerjanya mimpi, ngopi
Ambil duit lalu pergi
 
Kalau habis kapur di papan tulis
Jangan gores nyawamu yang tipis
Cukup panggil kami
Tagih balas budi
 
Purwokerto, 2020
 
 
Ruang Sunyi
 
Setiap sudut adalah kesepian
Rongga di balik tembok hening
Diam penuh kesufian
Aku selalu tertunduk
Pada istana sederhana
Yang telah dibuat
Sebagai peneduh orang-orang teduh
 
Tidak ada lagi keramaian
Yang merambat perlahan
Ketika pikiranku riuh seperti siang
Dan malam
Akan tetap tenang
Menggambar semesta
Di ruang-ruang keabadian
 
Purwokerto, 2020
 
 
 
 
 

Bagus Sulistio,
lahir di Banjarnegara, 16 Agustus 2000. Berdomisili di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Karangsuci, Purwokerto. Saat ini ia masih berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab dan mentor kepenulisan cerpen di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. Ia juga menjadi wakil ketua Forum Lingkar Pena (FLP) ranting Banjarnegara dan anggota di KPBJ. Karyanya pernah menjadi nominator sayembara esai Balai Bahasa Jawa Tengah, Juara 2 esai bahasa Arab FAC FEBI IAIN Purwokerto, Juara 2 Lomba Cerpen Nasional FAH UIN Jakarta, terdokumentasikan dalam beberapa antologi cerpen serta tersiar pada beberapa media seperti Suara Merdeka, Kompas Id, Islami.co, Minggu Pagi, Solopos, Banjarmasin Post, Harian Sultra dan masih banyak lagi. Nomor Hp/WA. 083126620440. Facebook : Bagus Sulistio. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak