Tugas Akhir Seni Teater STKW Surabaya: Pertunjukan Drama Tanda Silang Karya Eugene O'Neil

Salah satu Mahasiswa Program Studi Seni Teater Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya kali ini akan menggelar sebuah pertunjukan drama yang bertajuk Tanda Silang karya Eugene O'Neil, terjemahan WS. Rendra. Pertunjukan ini digarap dalam rangka untuk memenuhi Tugas Akhir mahasiswa Seni Teater yaitu Daniel Ogaj Ogatha. Ia mengambil minat artistik. Sementara Alfin Haris, S. Sn. Alumni seni teater STKW tahun 2019 berperan sebagai sutradara.
 
Pertunjukan tersebut akan digelar nanti pada Selasa, 05 Juli 2022 pukul 19:00 WIB bertempat di Pendopo Agung STKW.
 
Daniel Ogaj Ogatha  atau yang akrab dipanggil Oyik mengatakan bahwa pertunjukan ini untuk tugas akhir Prodi Seni Teater STKW, dengan minat artistik. Mengambil naskah tanda silang, yang tergambar dalam pikiran saya secara artistik yaitu membangun rumah  di atas panggung yang menyerupai kapal. Di mana hal ini terinspirasi dari Kapal Republik Indonesia (KRI) legendaris Dewa Ruci, Milik TNI Angkatan Laut yang sudah mengembara ke seluruh samudera di dunia.
 
Sekilas naskah Tanda Silang, karya Eugene O'Neil, hasil terjemahan WS. Rendra ini bercerita tentang sebuah keluarga dari seorang kapten kapal pengangkut kopra yang ditinggal mati oleh istrinya, bernama Marlini. Kemudian dijadikan nama kapal. Di naskah yang sudah diterjemahkan ini, Tidak diketahui siapa nama asli sang kapten. Dia hidup bersama dua orang anaknya Darpo dan Nani.
 
Ketika berlayar untuk pertama kalinya, kapalnya terdampar dan hancur diterjang ombak dan badai.
Setelah terdampar di pulau kecil, dari semua anak buahnya, hanya tersisa 3 orang saja yang masih hidup yaitu Ilyas, Karto, dan Kanaka. Lalu, setelah beberapa hari berada di pulau terpencil itu, kapten dan ke 3 orang itu menemukan perahu kepunyaan bangsa Bumiputera, keadaannya sudah rapuh dan  penuh air. Di dalam perahu itu, ada 2 buah peti yang berisikan banyak sekali harta karun. Namun, karena mereka semakin linglung dan tak berdaya, mereka tidak dapat membawa harta itu kembali. Akhirnya mereka menimbun harta itu ke lubang di pulau itu, dan membuatkan peta agar dapat kembali ke pulau itu.
 
Mereka bisa kembali ke tempat tinggal mereka setelah ditolong oleh kapal dari Hawai. Nah, dari peta inilah prahara dimulai, Darpo sangat berambisi untuk menguasai harta itu seluruhnya, ayahnya (si kapten) yang semakin tua dan linglung, dia menjadi kurang waras.
 
Karena dulu, ayah Darpo (kapten) dan ketiga orang anak buahnya berencana kembali lagi ke pulau itu, ia membuat kapal dengan menggadaikan rumah mereka kepada Umar. Tetapi, setelah kapal sudah jadi, istrinya yang bernama Marlini sakit keras, dan meninggal. Si Kapten tidak jadi berangkat dan merelakan kapalnya dibawa Ilyas, Karto, dan Kanaka.
 
Setelah 3 tahun ditunggu kapal itu tak kunjung datang  dan membuat kondisi kejiwaan sang kapten memburuk. Oleh sebab itulah, Darpo ingin menyingkirkan ayahnya dengan cara memanggil dokter dari rumah sakit jiwa untuk menjemput ayahnya. Namun, adiknya yang bernama Nani tidak rela ayahnya dibawa pergi.
 
Lebih detailnya bagaimana cerita dalam naskah tersebut serta hasil dari proses pertunjukan yang sudah digarap dengan beberapa tim, bisa disaksikan secara langsung.
 
TIM PRODUKSI
 
Sutradra : Alfin Haris, S.Sn.
Stage Manager : Ipan Lukito dan Danuar Indar Moslem
Penata panggung dan design Artistik : Daniel Ogaj Ogatha
Lightingman : Abdurrahman Satrio, S.Sn.
Make Up dan Wardrobe : Nurhayati, S.E.
Music Director : Joshua, Annashir, S.Sn., Tommy, S.Sn., Ezra, Aldi.
Soundman : Shobirin
Kerukunan Masyarakat : Bintang
Penasihat : Pay Rafa, S.Sn.
Crew : Narendra Art
Produksi : HIMAPROTES STKW
Pemain :
Seffandi, S. Sn. sebagai Kapten
Rizky Amrian sebagai Darpo
Cut Mutia sebagai Nani
Amir BM, M. Sn. sebagai Dokter


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak