AKSARA
GEMBALA TERKISAH
Aksaraku berbaris rapi di pelataran ingin
Ku ukir segala pinta yang genangi angan
Sejuta diksi dari nurani turut mengiringi
Asa pun meluap di hamparan harap
Riwayatkan hajat di bentangan doa
Agar semoga diijabah oleh-Nya
Gembala aksara menyisir ikhtiar
Entas cita-cita yang sempat terkapar
Menanjakkan niat setinggi bukit
Bersama puji-pujian yang terus melangit
Air mata pun turut menyertai
Linangnya yang berderai menjadi saksi
Akan kegigihan yang tertancap pada diri
Tamparan ihwal yang dulu menyengat
Eratkan ketabahan pada palung hasrat
Rintih yang dulu menindih
Kini tak lagi terasa perih
Indahnya kesabaran telah melumat habis
Semuanya telah berganti manis
Alhamdulillah pun terkirim pada Maha Pemberi nikmat
Hadiah berkat dari-Nya sungguh lezat
Jombang, 2022
BUKAN
LAGI KANAK-KANAK
Langkah kaki kian gagah dalam menjangkah
Masa balita telah berpisah
Balig menjamah
Tiang agama tak dapat dipenggal
Kewajiban bukan ditinggal
Tegakkan!
Jombang, 2021
KABUT
UJIAN
Kabut tebal tiba-tiba datang,
menerjang seluruh ruangan
Suasana yang semula damai dan riang,
menjadi kacau berselimut ketakutan
Pandangan netra yang cerah,
mulai memudar dan menghilang
Hanya meninggalkan perih,
yang semakin garang
Napas mulai melambat,
tak lagi bebas
Mulai tersendat-sendat,
merasakan sesak yang amat keras
Senyum manis pun tumbang,
diterjang rasa khawatir dan kesedihan
Entah kapan akan hilang,
kabut tebal ujian Tuhan
Jombang, 2021
MASA-MASA
SULIT
Bu, kini usiaku sudah dewasa
Balita lama berpisah dari masanya
Perjalanan hidup kian sulit terasa
Tipu daya wanita mulai tampakkan wujudnya
Bu, aku rindu masa kecil dahulu
Bahwa bahagia bukanlah hal rumit
Bermain mobil-mobilan sudah menggugah tawa ceria
Minum segelas susu cokelat sudah terbuai begitu nikmat
Bu, kedewasaan telah merampas masa-masa indah itu
Memaksaku terjun di kubangan asmara
Menanggung pilu tiap rindu singgah bertamu
Mendekap luka kala cinta enggan menyapa
Bu, doakan ananda jumpa bidadari setulus kasih ibunda
: Melebur lara kala jiwa terhantam nestapa
Menopang semangat tiap musibah datang menjerat
Menyadarkan laku saat langkah tersesat di jalan maksiat
Jombang, 2022
MERAIH
HADIAH
Pergelaran berkah di pelataran Ramadhan buyar
para pemain pun pindah ke acara fitrah
: Berbondong-bondong membawa salah
untuk ditukar maaf
Mereka berkeliling ke rumah-rumah
bersama keluarga dan tetangga
: Memulung kemenangan
juga hidangan
Wajah anak-anak pun terlihat sumringah
sembari menakar lembaran rupiah
: Menabung angan
untuk ditukar ingin
Jombang, 2022
SUBUH
YANG TERLUPA
Embun-embun menggantung di dedaunan
Lalu luruh, menetes perlahan-lahan
Seolah tiada yang tahu
Remang tengah mencumbu
Jiwa-jiwa masih pulas
Selimut asyik mengemas
Lelap memeluk erat-erat
Membius sadar terbuai nikmat
Jombang, 2021
===================
Muhammad Fatkhul A. Ialah nama pena dari M. Fatkhul Arisfudin. Ia lahir dan tinggal di Jombang, Jawa Timur. Tidak ada yang istimewa dari sosok Muhammad Fatkhul A. Ia hanyalah seseorang yang baru saja belajar menekuni dunia literasi, khususnya puisi. Racikan aksara yang ia olah baru menyajikan 20+ Antologi bersama. Ia berharap setiap tulisan yang dihidangkannya dapat memberi manfaat untuk pembaca dan juga dirinya sendiri. Jika ingin lebih jauh mengenalnya, bisa lewat jalur ke no. WA: 085851263177
Ku ukir segala pinta yang genangi angan
Sejuta diksi dari nurani turut mengiringi
Asa pun meluap di hamparan harap
Riwayatkan hajat di bentangan doa
Agar semoga diijabah oleh-Nya
Entas cita-cita yang sempat terkapar
Menanjakkan niat setinggi bukit
Bersama puji-pujian yang terus melangit
Air mata pun turut menyertai
Linangnya yang berderai menjadi saksi
Akan kegigihan yang tertancap pada diri
Eratkan ketabahan pada palung hasrat
Rintih yang dulu menindih
Kini tak lagi terasa perih
Indahnya kesabaran telah melumat habis
Semuanya telah berganti manis
Alhamdulillah pun terkirim pada Maha Pemberi nikmat
Hadiah berkat dari-Nya sungguh lezat
Masa balita telah berpisah
Balig menjamah
Kewajiban bukan ditinggal
Tegakkan!
menerjang seluruh ruangan
Suasana yang semula damai dan riang,
menjadi kacau berselimut ketakutan
mulai memudar dan menghilang
Hanya meninggalkan perih,
yang semakin garang
tak lagi bebas
Mulai tersendat-sendat,
merasakan sesak yang amat keras
diterjang rasa khawatir dan kesedihan
Entah kapan akan hilang,
kabut tebal ujian Tuhan
Balita lama berpisah dari masanya
Perjalanan hidup kian sulit terasa
Tipu daya wanita mulai tampakkan wujudnya
Bahwa bahagia bukanlah hal rumit
Bermain mobil-mobilan sudah menggugah tawa ceria
Minum segelas susu cokelat sudah terbuai begitu nikmat
Memaksaku terjun di kubangan asmara
Menanggung pilu tiap rindu singgah bertamu
Mendekap luka kala cinta enggan menyapa
: Melebur lara kala jiwa terhantam nestapa
Menopang semangat tiap musibah datang menjerat
Menyadarkan laku saat langkah tersesat di jalan maksiat
para pemain pun pindah ke acara fitrah
: Berbondong-bondong membawa salah
untuk ditukar maaf
bersama keluarga dan tetangga
: Memulung kemenangan
juga hidangan
sembari menakar lembaran rupiah
: Menabung angan
untuk ditukar ingin
Lalu luruh, menetes perlahan-lahan
Seolah tiada yang tahu
Remang tengah mencumbu
Selimut asyik mengemas
Lelap memeluk erat-erat
Membius sadar terbuai nikmat
Muhammad Fatkhul A. Ialah nama pena dari M. Fatkhul Arisfudin. Ia lahir dan tinggal di Jombang, Jawa Timur. Tidak ada yang istimewa dari sosok Muhammad Fatkhul A. Ia hanyalah seseorang yang baru saja belajar menekuni dunia literasi, khususnya puisi. Racikan aksara yang ia olah baru menyajikan 20+ Antologi bersama. Ia berharap setiap tulisan yang dihidangkannya dapat memberi manfaat untuk pembaca dan juga dirinya sendiri. Jika ingin lebih jauh mengenalnya, bisa lewat jalur ke no. WA: 085851263177
Foto oleh Steve Johnson dari Pexels