5 Puisi Fiana Winata | Lukisan Sunyi - Suara Krajan

Memantaskan Cinta
 
Wahai engkau yang di masa depanku
Tak tahu siapa kamu
Selalu kupinta pada Tuhanku
Berharap tak seperti masa lalu
Kuharap dia yang menerima kurang dan lebihku
Biarlah berlalu semua kisah yang pilu
Waktunya untuk menata asa dan kembali berlagu
Aku belum mengenalmu
Tapi getarannya telah menyapaku
Semoga aminku dan aminmu bertemu
Hingga semesta pun tersipu malu
 
Bukittinggi, 5 Juni 2022
  
 
Husnul Khotimah
 
Aku memang tak mengenalmu
Sosok yang teduh dan bersahaja
Terlahir dari keluarga luar biasa
Awalmu menandakan semangat baru untuk mereka
            Inilah kisahmu terlahir biasa dan berpulang mulia
            Aku memang tak mengenalmu
            Tapi kisahmu diperhatikan dunia
            Emmeril Kahn Mumtadz nama ini yang mengawal hidupmu
Saat pergimu hati ini sendu
Hati ini haru melihat rekam jejakmu
Dunia gempar karena amalmu
Rendah hati selalu berbagi itulah jiwamu
            Eril …
            Bukan karena ayahmu
            Amalmu menebar wangi tiada jemu
            Husnul khotimah adalah cara bertemu dengan Tuhanmu
 
Bukittinggi,15 Juni 2022
 
 Lukisan Sunyi
 
Setiap langkah tertuju hanya pada-Mu
Setiap asa berlabuh dalam peluk-Mu
Tak banyak yang kupinta hanya ingin berpulang dengan cara yang mulia
Lika-liku perjalanan diri telah terlewati
Suka dan duka selalu membersamai
Inilah lukisan sunyi
Tak tahu kapan akan menepi
Perahu selalu berlayar dengan pasti
Lajunya karena lillahi taala
Sampai diri ini kembali pada asalnya
 
Bukittinggi, 15 Juni 2022
 
 
Belum Saatnya
 
Saat itu senja mulai menyapa
Berharap mentari menyinari setiap langkah
Sudah kudapat lukisan alam yang indah
Elok dipandang mata anginnya semilir meneduhkan jiwa
Kepingan asa telah disusun indah
Berharap puzzlenya tersusun sempurna
Tinggal satu kepingan saja
Puzzle itu jatuh di sungai yang dalam
Tak tahu bagaimana dan seperti apa
Kepingan itu jatuh pada sungai yang dalam gelap gulita
Hingga akhirnya senja kembali menyapa dan berakhir sia-sia
 
Bukittinggi, 16 Juni 2022
 
  
Muhasabah
 
Banyak didengar kisah hamba berpulang dengan indah
Mereka begitu teduh menjalani rangkaian kisah
Mahabbah dilalui dengan amanah
Hanya ingin berjalan karena Lillah
Kini usia berkepala tiga menuju senja
Jalannya menuju dewasa merangkai ketetapan suatu masa
Akankah langkah ini tetap istiqomah
Menyusun asa dan rasa pada mahabbah karena Lillah
Padanya teman sejati untaian jiwa
Mengarungi kehidupan fana untuk berpulang
Inilah kisahnya
Setiap langkah menjadi amanah
Setiap nukilannya menjadi isyarat menopang tegar setiap langkah
 
Bukittinggi, 16 Juni 2022
 
 
=======================
Fiana Winata. Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat saat ini berdomisili di Bukittinggi. Kegiatan hari ini sebagai pendidik di SMP Islam Al Ishlah Bukittinggi. Menulis lima buku tunggal puisi dan empat belas antologi. Beberapa tulisan sudah dimuat di surat kabar dan media online. Silakan sapa penulis ig.ofie_gw atau fb.Fiana Winata
 
 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak