DI
ATAS ANGIN
menjadi cantik
barangkali dosa itu sendiri
saat setiap mata yang iri di permukaan
memuaskan kesombongan di sepuluh sisi
menjadi kecantikan
barangkali kesesatan pemujaan buta
yang dipenuhi hawa dingin di baris-baris hitam
menginjak keras garis bawah
menjadi engkau yang memaksakan
kecantikan cantik di kepala gembung
adalah retak-retak kulit yang tercatat
di wajah malu sejarah
terus berlaku
Manonjaya, Mei 2022
KATANYA
O: ITU SAJA
mataku yang kering
menatapmu
tertangkap basah
berharap perpotongan pandang dan diam-diam bertukar pesan
saat kau melihatku
serupa ciuman capung di permukaan air
ringan
tanpa menyesal beralih arah
dan kecepatan memutar leher dan
mengubah air mukaku
adalah kecepatan membalik buku
: tidak cukup pintar
Manonjaya, Mei 2022
OMONG
GOSONG
perih ini
mengasapi mata
diam-diam
dari yang dibungkus sekam menjadi bara kecil yang hilang
nyaris padam
hingga angin keras mengipas
memancingnya
api tanpa nama
adalah sakit-sakit yang ditekan
akhirnya menyembur
keluar
seketika kita; gosong
Manonjaya, Juni 2022
JATUH
DI AIR TENANG
di mana hal-hal begitu
mudah?
nyatanya hujan angin
menabrak di ramai pekarangan
pada pohon paling tepi. pada pohon paling tinggi
lalu jatuh menepuk permukaan kolam
tanpa keciprak
apa warna airnya?
abu-abu kehabisan lampu
apa warna airnya?
hitam tanpa dasar
airnya tidak dangkal
daun-daun mengapung, tenggelam
gemetar
Manonjaya, Juni 2022
===================
Intan Prawira Adi memilih tinggal di kota kecil Manonjaya. Menemani Ibuk dan melihat padi tumbuh. Dapat ditemui di akun instagram @me.natni
barangkali dosa itu sendiri
saat setiap mata yang iri di permukaan
memuaskan kesombongan di sepuluh sisi
barangkali kesesatan pemujaan buta
yang dipenuhi hawa dingin di baris-baris hitam
menginjak keras garis bawah
adalah retak-retak kulit yang tercatat
di wajah malu sejarah
menatapmu
tertangkap basah
berharap perpotongan pandang dan diam-diam bertukar pesan
serupa ciuman capung di permukaan air
ringan
tanpa menyesal beralih arah
adalah kecepatan membalik buku
mengasapi mata
diam-diam
dari yang dibungkus sekam menjadi bara kecil yang hilang
nyaris padam
memancingnya
api tanpa nama
adalah sakit-sakit yang ditekan
akhirnya menyembur
keluar
nyatanya hujan angin
menabrak di ramai pekarangan
pada pohon paling tepi. pada pohon paling tinggi
lalu jatuh menepuk permukaan kolam
tanpa keciprak
abu-abu kehabisan lampu
hitam tanpa dasar
daun-daun mengapung, tenggelam
gemetar
Intan Prawira Adi memilih tinggal di kota kecil Manonjaya. Menemani Ibuk dan melihat padi tumbuh. Dapat ditemui di akun instagram @me.natni