Mataku
Seketika
melihat mata
perempuan bertasbih
mataku seketika
serupa sumber mata air
mengalir deras
tanpa jeda
hingga ke ujung
tanggal lima belas
bulan puasa
duhai Tuhan
siapakah
perempuan itu
bisakah aku
dipertemukan ulang
ingin kukatakan:
lafadz-lafadz
cinta di matamu
bersemayam Aisyah
tak ada celah.
salahkah aku
mencium keningmu?”
Jember-Juni, 2022
perempuan bertasbih
mataku seketika
serupa sumber mata air
mengalir deras
tanpa jeda
hingga ke ujung
tanggal lima belas
bulan puasa
siapakah
perempuan itu
bisakah aku
dipertemukan ulang
ingin kukatakan:
lafadz-lafadz
cinta di matamu
bersemayam Aisyah
tak ada celah.
mencium keningmu?”
Jember-Juni, 2022
kau meninggalkan kangen
sudah berbatu
tanggal tertentu
segala bunga-bunga
simpanan telah kau tabur
lalu
minggu hari
tak diduga
salah satu
di antara kalian
kedatangan orang-orang
menangiskan
terbungkus kain kafan
memecahkan tanggal
batu itu
dengan memberikan
bunga-bunga
lebih banyak
sebagai tanda
penunda kecewa
kau meninggalkan kangen
bila kerinduan
sesakit luka
bertahun-tahun
terjeda oleh jam yang palsu
hanya tiga
menulis puisi
meninggalkan hidup
ataukah pergi.
di atas yuyungan api
menjerit dalam bulan
tak pernah alpa
pada tanggal
selalu hadir tiap malam
kubiarkan saja rindu
sekitar tubuhmu
membara
kau lupa
bagaimana bercinta
hal-hal itu
hanya istilah-istilah
kau pakai
menafsirkan seluruh
tubuh cintaku
selalu berwarna
kematian
bahkan Tuhan
berbisik ke sekujur tubuhku
terutama kepada dada
berliku-liku rindu.
sesuatu yang pulang
tak gampang menghilang
datang di saat kangen memulai
di langit rumah
tertidur
& bermimpi raja-raja
tak pernah datang
iba pada orang tua
takhta di tangannya.
kisah seperti ini
tak datang
dalam hidupku
kepada cinta
kepada engkau
ditinggalkan rindu.