TIRAKAT KATA
Lembah dan lembah saling bersahutan
Sementara aku di tengah-tengahnya
Sebagai pohon kering tak berdaun
Kupinjam bintang, kujadikan daun
Dan bulan semacam mahkota bunga
Sementara lembah; akarku yang purba
Waktu tirakatku masih panjang, di sini
Sebelum kematian kujadikan pernyataan
Bahwa hidupku penantian kedatanganmu
2022
PENCITRAAN
Tak semestinya kita berlaga
Seperti daun saling melambai
Sementara akar saling bersentuhan
Tak pula ranting perlu kita jatuhkan
Agar merasakan sakit yang sama
Sementara pucuk tumbuh bersamaan
Apa yang seharusnya kita lakukan
Adalah mematangkan buah
Jatuh, membusuk lalu menjadi benih
2022
EUFORIA DAN ELEGI
ZAMAN
Kita abadi dalam foto di galeri
Melatarbelakangi senyuman
Dua remaja yang asyik mengurus rasa
Kita serupa euforia atas desakan zaman
Tanpa mereka tahu perasaan kita
Dua latar keasrian, memendam elegi
2022
==============================
Cevi Whiesa Manunggaling Hurip lahir dan tinggal di Kota Tasikmalaya. Menulis puisi dan cerpen dalam bahasa Indonesia dan Sunda. Puisinya banyak dimuat di berbagai media online. Buku antologi puisinya berjudul ”Setia Ialah Farhatun” dan antologi bersamanya ”Dari Kisah Odysseus Tidak Ada Perahu Nuh”. Ia juga seorang dalang wayang golek dan aktif dalam bidang kebudayaan. Kesehariannya aktif mengajar kesenian di beberapa sekolah dan sanggar seni dan bekerja di radio LPPL, Dishubkominfo, Kabupaten Tasikmalaya.
Sementara aku di tengah-tengahnya
Sebagai pohon kering tak berdaun
Dan bulan semacam mahkota bunga
Sementara lembah; akarku yang purba
Sebelum kematian kujadikan pernyataan
Bahwa hidupku penantian kedatanganmu
Seperti daun saling melambai
Sementara akar saling bersentuhan
Agar merasakan sakit yang sama
Sementara pucuk tumbuh bersamaan
Adalah mematangkan buah
Jatuh, membusuk lalu menjadi benih
Melatarbelakangi senyuman
Dua remaja yang asyik mengurus rasa
Tanpa mereka tahu perasaan kita
Dua latar keasrian, memendam elegi
Cevi Whiesa Manunggaling Hurip lahir dan tinggal di Kota Tasikmalaya. Menulis puisi dan cerpen dalam bahasa Indonesia dan Sunda. Puisinya banyak dimuat di berbagai media online. Buku antologi puisinya berjudul ”Setia Ialah Farhatun” dan antologi bersamanya ”Dari Kisah Odysseus Tidak Ada Perahu Nuh”. Ia juga seorang dalang wayang golek dan aktif dalam bidang kebudayaan. Kesehariannya aktif mengajar kesenian di beberapa sekolah dan sanggar seni dan bekerja di radio LPPL, Dishubkominfo, Kabupaten Tasikmalaya.