Puisi-Puisi Pensil Kajoe | SECANGKIR WEDANG JAHE DAN DUA POTONG PISANG GORENG - Suara Krajan

SECANGKIR WEDANG JAHE DAN DUA POTONG PISANG GORENG
 
Malam luruh
hujan jatuh
rasa yang riuh
biar langit menggelap
hujan dan petir berpadu
dalam gemuruh
 
terseduh senyum hangat dalam secangkir wedang jahe
manismu melekat di sudut-sudut tatap mata
 
melumer gurihnya canda tawa
begitu akrab menyatu
tepung membalut pisang
terhidang dengan ikhlas
bukan sekadar cinta
namun kasih yang kau ajarkan
benar-benar merasuk
menjadikan rumah
begitu asyik sebagai tempat aku melepas rindu pelukanmu.
 
Tumiyang, 28112020
 

JAKET ALMAMATER SEORANG DEMONSTRAN
 
debu dan keringat
manjadi warna baru
 
ketika jalanan riuh
dengan tangan terkepal
ke udara
suara-suara bergemuruh
semoga sampai di telinga sang penguasa
 
kami, hanya anak-anak kecil di republik ini
merengek di depan bapaknya sendiri
bukan sekadar ingin minta roti atau permen susu
 
kami, anak-anak kecil di tanah air ini
begitu asyik dinina bobokan dongeng-dongeng pengantar tidur
 
debu-debu jalanan semakin lekat di baju
tak bisa terbasuh oleh
keringat dan air mata.
 
28112020
 

SETOPLES PEYEK REBON
 
Setoples peyek rebon terhidang di meja
jadi sajian makan malam
biar di luar hujan ramaikan atap rumah
 
gurihnya rasa sedap campuran bumbu
racikan tangan halus ibu
dengan resep penuh cinta
 
ayo, makanlah
jangan berpikir terlalu jauh
apalagi bermimpi tentang lobster
masuk di perutmu
 
bahasa ibu begitu tertata
meski sederhana
tetapi bukan kalimat dusta
seperti janji-janji orang itu
 
kolam susu jadi ladang basah
mengisi perut hingga begah
persetan dengan sumpah
yang penting harta melimpah
 
kepada siapa lagi kupercaya
selain pada Tuhan dan senyum tulus ibu
yang suara tawanya serenyah setoples peyek rebon buatan tangannya.
 
Tumiyang, 28112020


 Ilustrasi: Stefan Zsaitsits "Dress"

2 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak