Nur Indah Sutriyah | Perayaan Yadnya Kasada - Suara Krajan

suarakrajan.com - Pernahkah Anda mendengar Yadnya Kasada? Pasti tidak asing bukan? Apalagi untuk warga Pasuruan, Probolinggo, dan sekitarnya. Yadnya Kasada adalah upacara yang biasanya dilakukan oleh suku Tengger pada bulan Kasada di hari ke-14. Suku Tengger merupakan salah satu suku yang berada di kawasan kaki Gunung Bromo, kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Masyarakat suku Tengger kebanyakan menganut agama Hindu.
 
Suku Tengger terkenal mempunyai aneka ragam kebudayaan dan ritual keagamaan. Salah satu dari ritual keagamaan yang terkenal adalah perayaan Yadnya Kasada. Perayaan Yadnya Kasada merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh suku Tengger untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi atas segala karunia yang telah diberikan. Selain ucapan rasa syukur, ritual ini juga dilakukan untuk memohon agar dijauhkan dari malapetaka. Ritual ini dilakukan dengan marungkan hasil bumi dan hewan ternak yang dilemparkan ke kawah gunung Bromo.
 
Sebelum perayaan Yadnya Kasada ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu dimulai dari kegiatan gotong royong dan bersih-bersih di Pura serta pemasangan umbul-umbul di Pura Luhur Poten dan di Laut Pasir Berbisik gunung Bromo. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan Mendhak Thirta dan Makemit (penerimaan mata air dan empat sumber). Empat sumber mata air tersebut diantaranya dari air terjun Madakaripura, Kori Agung Meru Koyo, Rondo Kuning Randu Pani, dan Gua Widodaren.
 
Setelah kegiatan Mendhak Thirta dilakukan, maka dibukalah upacara Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten dengan langsung dipimpin ketua panitia yang telah disusun dan disepakati oleh masyarakat setempat. Biasanya acara ini juga dibuka dengan pertunjukan tari Rara Anteng dan Jaka Tengger. Selepas kegiatan pertunjukan tari selesai, dilanjutkan dengan melantunkan kidung-kidung religi, pembacaan kitab suci Wedha, serta pembacaan sejarah Kasada.
 
Kegiatan selanjutnya adalah membagikan bija yang diusap pada bagian wajah, memberi wewangian, membakar dupa, memercikkan thirta di atas kepala dan wajah umat yang hadir. Kemudian dilanjutkan dengan sembahyang yang dipimpin oleh Pinandhita. Sebelum akhirnya kegiatan tersebut ditutup dengan larung sesaji dengan melemparkan hasil bumi dan hewan ternak tepat di kawah gunung Bromo.



=====================

Nur Indah Sutriyah, perempuan yang dilahirkan di Kota Pasuruan, Jawa Timur. Alumnus Universitas Wiranegara Pasuruan. Saat ini mengabdi di Yayasan Nurul Hidayah Asshon Haji Lecari Sukorejo. Bergiat di Kelas Puisi Alit (KEPUL) dan Komunitas Pena Terbang (COMPETER). Sebelumnya dia juga pernah menimba ilmu di KPO angkatan 32 dan Ruang Kata. Karya-karyanya pernah dimuat di beberapa media online.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak