3 Puisi Firman Wally | Pantai, Hujan dan Kami - Suara Krajan

Puisi-Puisi Firman Wally
PANTAI, HUJAN DAN KAMI
 
Saat hujan tiba membasuh jiwa
yang kami rasa bukan hanya basa
melainkan cinta yang hayatnya
seperti keringat ayah setelah
seharian bercengkerama dengan arus samudera
 
Di pantai
yang menguap aroma bahagia
jiwa kami selalu beramai-ramai
seperti hujan yang datang setelah
dimuntahkan awan hitam
 
Kami dan pantai
hujan dan kami semacam
pelukan yang datang
menghangatkan dinginnya pertemuan
 
Tahoku, 31 Mai 2022
 
 
MERINDUIMU
 
Sudah kubilang berkali-kali
aku sangat merinduimu
di antara hujan berguguran
gelombang bergulung
dan suara angin yang mengalun
 
Tentu, saat wajahmu kukenang
ada cuitan yang tidak kala asing
teruntuk raga yang butuh kehangatan
juga tangan yang butuh genggaman
 
Bila kudatangi pantai
kuhampiri tempat-tempat yang pernah kita datangi,
satu hal yang bisa aku peluk hanya rindu teruntuk manisnya senyuman,
nyamannya kebersamaan yang kini sudah menjauh- selayaknya perantau
yang dipisahkan oleh tanjung dan pulau-pulau
 
Tahoku, 31 Mei 2022
 

HUJAN DAN RINDU
 
Hujan jatuh bersama rintik-rintik rindu
pada sosok yang tak pernah selesai
diungkapkan dengan ribuan kata
 
Konon, bibir ini selalu bergetar
kala rindu menyambar
namamu selalu kusebut
tak mengenal siang, tak mengenal malam
wajahmu hadir serupa lagu-lagu
yang dinyanyikan ibu saat tidurku terjaga
di kala itu
 
Satu hal yang tidak bisa kuhindari adalah rindu rona senyumanmu
juga harumnya ucapan "selamat pagi selamat siang, selamat malam" darimu
yang rutin berbagi getar di dada
 
Lalu apalagi yang bisa kudustakan
teruntuk namamu yang selalu kusebut
seiring nafas kuhembus?
Apalagi di kala hujan jatuh
bahumu semakin menjauh
 
Tahoku, 31 Mei 2022
 

Firman Wally pria kelahiran Tahoku 03 April 1995. Lulusan Universitas Pattimura Ambon jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia.  Puisi-puisinya sudah termuat di berbagai antologi  bersama,  seperti Kutulis Namamu di Batu, Puisi Negeri Sawit, Gus Punk, Sajak-Sajak Pahlawan, Bulan-Bulan Dalam Sajak, Kita Adalah Indonesia Seri 2, Dongeng Nusantara Dalam Puisi, Menenun Rinai Hujan Bersama Eyang Sapardi, Tanah Bari, Pasaman, Pendemi Puisi yang di selenggarakan oleh DAPUR SASTRA JAKARTA,  Corona mencatat peristiwa negeri bersama LUBUNG PUISI SASTRAWAN INDONESIA VIII, Dari Negeri Poci 10 "Rantau", Mendaki Langit Pasak Bumi, Antologi Pantun Nasihat 1000 guru Asean dll. Sebagai pemenang kedua dalam lomba menulis puisi yang diselenggarakan oleh PAPARISA SASTRA NUSA INA, puisi-puisinya pernah dimuat oleh redaksi APAJAKE, Salmapublishing, Poros Timur dll. Kini aktifitasnya sebagai pengajar di SMA Negeri 27 Maluku dan di MA Nurul Tsaqalain Hila. 
ig: firmanwally02
Wa: 081240039343
 
 
 Foto oleh Mudassir Ali: pexels.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak