2 Puisi Zulhan Nurhathif | Tak Ada Selain Puisi - Suara Krajan

Puisi-Puisi Zulhan Nurhathif
Memandang Wajah Ayah

Waktu itu aku terbangun
Pada suatu pagi saat udara
masih dingin sekali.

Di pojok kamar aku melihat
tubuh Ayah samar-samar
wajahnya menoleh ke kanan lalu ke kiri,
dengan sangat pelan dan hati-hati.

Setelah itu tangan Ayah tengadah
dan mulutnya mengucapkan mantra
entah apa yang membuat air matanya
meleleh tiba-tiba.

Aku tak pernah mengira
ternyata di balik wajah dan tubuh ayah
yang galak dan perkasa, masih
ada air mata di dalamnya.

Al Ikhsan, Mei 2022
 
  
Tak Ada Selain Puisi

Di malam penghujan ini
tak ada lagi yang bisa kupercayai
selain puisi, karena hanya dia
yang tekun merawat kata-kata supaya
kata tetap bisa menjamu kita
--agar tidak semakin menggigil
di sebuah tempat yang sangat terpencil.

Hujan dan puisi saling beradu
meraih tempat di antara kopi-kopiku,
kutampung saja puisi di secangkir kopi,
sedangkan hujan kutampung di pelupuk mata
yang sejak tadi tak berhenti menyiasati
:siapakah, yang bisa membaca puisi-puisi ini?

Purwokerto, Mei 2021
 
 
Zulhan Nurhathif lahir di Pemalang, 3 April 2002. Dia adalah santri Pondok Pesantren Al Iksan Beji. Laki-laki pencinta kretek ini aktif di Komunitas Kepenulisan Al Ikhsan (KOPIAH).


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak