Puisi-Puisi Said Kusuma - Tentang Buaya dan Lidahnya | Suara Krajan

Puisi-Puisi Said Kusuma
LARUNG JERAMl

Angin tiada peduli pada daun yang ditiupnya. 
meski di sana semut hitam sibuk membela diri 
dari sengatan marah semut merah. 

Tercelup pula daun di air sungai, 
terbawa arus yang bernyanyi, 
lagu tentang kebahagiaan sebelum mati.
maka langkah kecil tergelincir, 
semut-semut ditelan air.

Dan ujian kehidupan, 
adalah jurang musabab air terjun, 
yang menjatuhkan sungai dan 
kita dari puncak tertinggi kata-kata.

Memisahkan tetesan diksi 
dalam molekul terkecil di udara, 
kemudian menyatukannya kembali di bawah sana.

Tempat di mana dendam-dendam semut, 
terhempas dan padam. 
Saling berpegang tangan, 
kembali naik ke atas daun,
sebagai teman,
yang syukuri keselamatan diri.

Jika semua yang saling bertarung akan terlarung,
ke arah yang sama,
Maka mengapa saling paksa untuk binasa?

--- Jakarta 29042022


TENTANG BUAYA DAN LIDAHNYA

Ia berenang 
pada kisah yang Ayah kenang
tentang perenggut jiwa-jiwa malang
di sungai gerbang alam baka
orang tuntaskan dendam menjagalnya agar tak terulang

Ia berdansa
di lantai amsal Ibunda tentang pria
berisi maklumat yang ditutup seribu tanda seru
agar sang putri waspada tiada tergoda
menabir kehormatan dan jangan ternoda

Ia tergulung
pada papir pesan 
dari Nenek tentang cara purba;
Celupkan dalam air bejana
agar raga bertenaga
Dan biarkan dijilatnya kulit kepala,
rambut indah kelak kan jadi mahkota

---Jakarta 27042022


PURA-PURA TAK PUNYA PARU-PARU

Ini hanya sebatang pohon
Kenapa harus peduli, bila kutebang lagi?
Kenapa datang memohon
dengan omong kosong ekologi?

Ini hanya sebatang nikotin
Kenapa harus risau, pada euforia tembakau?
Kenapa lantang prihatin,
Menceracau imbau hidup hijau?

Asap knalpot itu anak modernisasi 
Kenapa repot adopsi reboisasi?
Persetan Polusi
Hidupku abadi!

---Jakarta 19042022




                                                                

Said Kusuma, seorang pemuda ibukota kelahiran Solo. Praktisi seni musik, seni rupa, & seni sastra. Karyanya pernah dimuat dalam beberapa buku antologi dari penerbit ellunar publisher, penerbit Eiriz, penerbit Jagat litera, penerbit salampena dan lain-lain.

3 Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak