DI KOTA INI
Lorong
kota amat liar
Wajah
munafik dibungkus kearifan
Ah
tanah tumpah di mataku
Kota
yang 62 87723881294
TUHAN MATI DI SAKU BAJU
Kusematkan luka
Pada
pucuk angin membatu
Dedaun
lunglai di pangkalnya
tuhan
mati di saku baju
Meulaboh,
26 april 2022
YANG RENTA
Tertatih
ia pungut embun,lalu
disematnya
dalam jiwa
Ya
Rabb
Ampuni
jiwa rapuh ini
April
2021
17.04.2021
DENGAN NAMA-MU
Aku
bukan penjaja iba
Aku
menjejal suara
Menafkahi
keluarga
Aku
pejuang itu
Dengan
namaMu
19
april 2022
SERUMPUN PUISI
Malam
menua di pucuknya
Sebaris
puisi kian liar
Di
atas altar lacur
Malam
menyeret tubuhnya
Ringkih
di jalanan berdebu
- penyair itu sematkan diri
Sunyi
Kisahkan
renta sejarahnya
Di
peradaban tanah aulia
Jln.
Gajah mada, 18 april 2022
SENJA MERAH
Menabur
rindu
Pada
hati nan kering
Dan
ia tulis puisi,pada dinding ombak
_
namamu
Yang
terbunuh di tikungan sunyi
Pantai
berkasih,April 2020
SEBARIS RINDU
Aku
musafir sunyi
di
gurun
Kureguk
pahitnya
15.04.2016
OEMAR
Mengukir
kata ketika putik tumbuh menjadi bunga
Teuku
Meulaboh
Membakar
jiwa rakyat Aceh
Akulah
pahlawan johan itu
Tanah
tubuhku
itu darahku
adalah
api jiwa
jangan
pernah menyerah
Pantai,
12 april 2022
Mustiar AR, penyair kelahiran Meulaboh 15 April 1967, menamatkan sekolah Aliyah Negeri 1 Meulaboh. Karya pertamanya termuat di media SKM Taruna Baru, Medan, berjudul Kutambat Kapal Di Dermagamu (1987), lantas berturun-turun puisinya dimuat di Buletin, baik di daerah pun di tingkat nasional dan internasional. Karyanya diterbitkan bersama dalam Antologi Puisi Seulawah, Sekilas Pintas, Nuansa Dari Pantai Barat Aceh, Putro Pahang, Ziarah Ombak, Ensklopedi Aceh, Adat Hikayat dan Sastra Aceh 2008. Antologi Puisi Hitam Putih ialah karya puisi tunggalnya yang masih stensilan yang dikuratori Haji Teuku Ahmad Dadek (1982), tapi buku tersebut hilang dalam pusaran Tsunami yang melanda Aceh dan Nias tahun 2004. Selain menulis puisi, juga berkutat di teater kolosal tahun 1995 pada event “Adat Perkawinan Aceh Barat dan Tewasnya Teuku Umar"