Puisi-Puisi Ilham Almustaqim - Tukang Tidur

Puisi-Puisi Ilham Almustaqim
Tukang Tidur
 
Labuh banda labuh bahu labuh pikir, lek perlu sak nyawane pisan. (Kyai Sahal)
 
Terpenjara dalam kuali perawan, meratap penuh tangis.
Retina penuh air mata kering, menatap sendu cahaya ventilasi
 
Hasil masak lambung memberi isyarat, setengah sadar dengan piawai membuka tutup malu.
Tong air dan gayung pasrah dihantam lagi, ini serangan fajar.
Aroma jahat mesiu cair memenuhi hawa ruangan.
 
Pagi di minggu ini begitu kejam, kopi masih di pohon, jurnal malah minta disuapi pendahuluan, dia lapar.
 
Bantal bilang, otak ini keterlaluan ikhlas, jika hati sebagai sekutu kurang bijaksana barang se takaran, alamat pusing jadi porsi makan siang, itu pasti.
 
Di kasur, dekapan pangkal paha berucap
"selamat pagi!"
 
Tanuragan, Sukoharjo
23 April 2022
 
 
Buana Dada
 
Tulisan adalah kebiadaban, ketika hati berada dalam musim kemarau.
Sedikit mata air, maka subur minim hijau.
 
Ternyata tulisan adalah kebahagiaan, saat fiil menemui semi indah.
Penuh warna, cinta atau harga seperti tepuk tangan misalnya.
 
Rasa-rasa yang terus terusan.
Ini pun itu, bekerja sebagai tungku, membakar.
 
Harus siaga semacam kayu bonggol setengah basah, supaya api dekat dengan abadi, agar bara senantiasa nyala, yang abu-abu menyimpan merah.
 
Semoga semua menu tulisan di kafe, terbumbui mau, mengeja.
 
Ruang Rapat Kampus, Surakarta
23 April 2022
 
 
Budaya Rindu
: N. Salsabila
 
Binti Narya riang pada tepung gaplek
dan aku sisa dari riang itu
semau tanah aku membuat bibirnya merekah senyum kenyang, di antara tumpukan karung temu lawak
 
Ragil Siti payah pada decit ayunan penuh karat dan aku lelah mendorong payah itu, bangga.
Semau langit aku membuat ikalnya terbang dan tertawa siang, di antara keringat kecut itu aku membalas, sayang.
 
Kuejek sepatu kaki yang mbok pakai, kecil, tapi rindu datang dan membabi hati, aku tertembak bumerang
jatuh di cawan asmara kecil, yang hangat, nyaman yang selain ibu di kepala dan dada.
 
Kalut dan basah di kolam ingatan penuh memori, anjing.
aku cinta.
 
Lalu, kenapa setega ini semesta menciptakan balik kanan pada baris berbaris, seharusnya hanya ada langkah tegap maju, maka semenangis ini tak usah menyakiti,
 
satu saja
aku cinta.
 
Lapangan Parkir Kampus, Surakarta
16 April 2022
 

Hitungan Angka Hitam Merah yang Maju, Mundur dan Mekar Lagi
 
Rasa rindu yang jahat begitu sering hadir, membuat tidur malam-malamku menjadi getir, sendu, dan sakit.
Seakan baru sore tadi asmaranya menemani aku di ladang, malah pagi yang masih muda ini lancang, datang lalu berujar ketus "bangun, nem!"
Aku menangis.
Mata ini berlagak, mengecilkan dan membesarkan pupilku mencari detak keterangan demi melihat wujud ingatan pekat ini, benarkah nyata atau lagi-lagi seutas canda
tangisku menguat.
Tangan ini berkutat padamu, jejariku mengatup rapat merangkul karena aku sangat rindu pada legam dan gagah bahu baumu, kuajak bicara keras dalam teriak air mata,
sayang
Aku pilu.
 
Surga adalah harga, berwujud ujian atau anugerah bahkan takdir, yang pasti aku belajar cinta, yang jelas aku belajar berkaca masa depan sekaligus persamaan awal akar rumput.
 
Beliau memarahiku yang bingung, dasar perusuh, aku senang.
 
Baturetno, Wonogiri
Jum'at, 8 April 2022
 
 
Tanggung
 
Bertolak dari ranjang, beranjak pergi setelah cuci muka bersama sikat gigi, sisir rambut di kantong sebelah kiri, sarapan ada di jam dua belas nanti.
Berkutat di depan para karung di atas nota, lalu tiba-tiba azan memanggil para pendengar yang menikmati matahari pulang, sudah sore dia sarapan dengan lelah.
Kembali dengan lunglai, kusut kemeja dan wajah penuh debu berniat serius untuk meranjang lagi, tanpa melepas bungkus kaki, bau
kebetulan asam lambung penasaran, dia naik.
 
Tanurgan, Sukoharjo ujung
12 April 2022




                                               
Ilham Almustaqim. Kelahiran, Wonogiri, 01 September 2000. Saat ini aktif berkuliah di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mengikuti kelas puisi online (kpo) 39 yang diadakan oleh WR academy. Dapat dihubungi via Instagram: al_mustaqim77 atau WA: 085642427169


1 Komentar

  1. Halo tukang tidur jgn terlelap dulu musim belum reda mas bro

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak