Puisi A. Machyoedin Hamamsoeri dan Ag. Andoyo Sulyantoro - Suara Krajan

A. Machyoedin Hamamsoeri
PERCAKAPAN SEPASANG KEKASIH (SEBELUM TIDUR) DI WA HAND PHONE
 
Mungkin ada sesuatu
Yang ingin kau katakan
Tentang apa saja, sebelum tidur
Atau kau ingin ungkapan sebuah rahasia
Tentang dirimu, yang membuatmu selalu gelisah
Hingga tidurmu tak nyenyak, tak bisa bermimpi indah
 
Katakan saja, mungkin aku bisa jadi pantai
Untuk melabuhkan gelisah dan risaumu
Atau kau ingin menyelam, menenggelamkan
Semua rasa kecewa dan sesalmu  pada kehidupan ini
Katakan saja, aku bersedia jadi laut, dalam tak berombak
 
Atau apa kau, merindukan sesuatu
Katakan saja, aku bersedia jadi sebuah hati
Yang mempunyai rasa kasih sayang dan cinta tulus
Karena sesungguhnya aku tengah menanti, pintu hatimu terbuka
Hingga bagai angin, aku bisa leluasa masuk
Dan bermain, menari atau membaca puisi di sana.
 
Sri Anggur, 16 Juni 2021
 
 
A. Machyoedin Hamamsoeri
SEPERTI
 
Seperti kesiur, tapi bukan angin
Bisa dirasakan, tak di tubuh atau raga
 
Seperti desis, teramat lembut
Dan halus untuk ditangkap, walau oleh rasa
 
Seperti bayangan, selalu mengikuti
Ke mana kita pergi, tak bermateri tapi ada dan nyata
 
Seperti aroma yang semerbak
Bukan wangi bunga atau apa, tapi ada keharuman
 
Seperti sebuah lagu, tanpa not tanpa nada
Tapi bisa dinyanyikan, walau hanya dengan gumam
 
Seperti sebuah puisi
Tanpa aksara atau kata-kata
Tapi bisa dibaca  walau hanya dalam hati
Karena mungkin lahir dari mimpi atau intuisi.
 
Sri Anggur, 15 Juni 2021
 

Ag. Andoyo Sulyantoro
SAJAK DAUN-DAUN JATI
 
Daun-daun jati kering beterbangan keterpa musim angin,
berserakan di pinggir-pinggir jalan, teronggok-onggok percuma
dedaunan jati tiada guna. Bagi penderes nira, daun-daun jati kering jadi suluh api;
bagi pedagang daun hijaunya daun-daunan jati menebar segudang senyuman.
 
Seperti daun-daunan jati. aku sampah yang diruwat Duli Tuan
Berlayar di kaliNya entah sampai mana. mungkin muara pada akhirnya.
 
Daun-daunan jati berlayar, diombang-ambingkan  riak air, deru hujan
dan badai kehidupan bergelombang-gelombang. Bengawan Solo yang
palung airnya dalam, keruh dan coklat
: Di sana kutuntaskan pencarianku!
 
Blora, 2014
 


A. Machyoedin Hamamsoeri: Lahir 17 Juli di Jakarta, mulai menulis sejak tahun 1970-an, antara tahun 1970-1980-an. Sajak-sajaknya sering dimuat di beberapa mass media. Pernah memenangi Lomba Cipta Puisi di Radio Trisakti tahun 1977 dan 1982. Buku puisi tunggalnya, Waktu Mendering di PembaringanSajak Tentang Bawang (Kaifa 2017), Sajak-Sajak Angin (Kosa Kata Kita, 2018) dan Dari (FAM- 2019). Kini tengah mempersiapkan buku puisi tunggalnya yang ke 5 dan 6. Namanya masuk dalam buku,  Apa Dan Siapa Penyair Indonesia (YHPI, 2017). Email: am.hamamsoeri@yahoo.comNo. WA 085894804520 - 0852 8556 6349. Kini bermukim di Kota Tangerang – Banten.

 

Ag. Andoyo Sulyantoro: (sering menulis dengan nama pena: Lintang Alit Wetan), lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, 13 Mei. Alumni Pendidikan  Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP Yogyakarta (UNY) tahun 1997 ini, sajak dan cerpennya dipublikasikan di berbagai media cetak dan online nasional, serta dibukukan di banyak antologi. Buku puisinya Lingkar Mata di Pintu Gerbang (2015), menyunting Perjamuan Cinta (2015) lalu. Alamat email: aasulyantoro@gmail.com


Sumber: Antologi Puisi "Seribu Tahun Lagi"
Foto oleh Dids dari Pexels

Naskah dikrim ke: suarakrajan@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak