3 Puisi Cak Mad - Menanam Puisi sebagai Tumbuhan yang Tak Lagi Liar | Suara Krajan

Puisi-Puisi Cak Mad
BANGSAT ITU BERNAMA AKU

begini kawan ini ada buku waktu
tolong dipahami agar kau belajar
dari bekas jejak tai yang pernah kulewati

sekali lagi mari duduk sini
biarkan aku bercerita soal bangkai yang pernah kupikul dulu
dulu sekali tapi busuknya melekat
bersama rupa-rupa ketololan
yang mungkin tak termaafkan

sini kawan ini buku waktu
kuserahkan padamu
pahami tiap daftar black list
dari airmata dan mataair
yang pernah kucatat di situ

lihatlah kawan betapa bayinya usiamu
diamlah diamlah
biar cukup aku sajalah
yang mengajarimu makna hitam
sebab bangsat itu adalah aku

_18 Mei 2022 - 23:26_


MENYAMBUT PADANG PAGI

Pagi yang padang segar
Sarapan sisa ingatan tadi malam
Tentang semangat hidup yang redup
Namun tak apalah wong kita ini
Memanglah wayang yang di suruh tawadlu

Soal mimpi jadi anak kecil tengah malam tadi
Tak jadi masalah
Itulah sebab aku ingin tobat
Dari jalan pekat yang ditawarkan waktu

Dan biarin saja ini orang
Jadi si sinting yang kesehariannya cari cuan
Sebagai profesinya yang kacau

Pagi padang yang cerah
Selamat menikmati sarapan seadanya

_19 Mei 2022 - 06:48_


MENANAM PUISI SEBAGAI TUMBUHAN YANG TAK LAGI LIAR

Puisi adalah tanaman liar
Yang dicipta ditanam
Oleh orang-orang asing
Dimana hati tak seharusnya ikut-ikut
Sebab pesan akan salah arti
Dan kata akan salah makna

Tapi dari situ kita mesti jeli
Memetik diksi satu satu
Mana yang matang dan busuk
Sebab puisi wajib berbuah pesan
Yang enak dikonsumsi artinya
Paham kan? 

Jadi mari kita berbenah lagi
Menanam puisi sebagai tumbuhan yang tak lagi liar

_18 Mei 2022 - 23:13_


Cak Mad lahir 37 tahun yang lalu. Profesiku adalah ayah yang memandu siapa saja yang salah. Alamat Warungdowo Pasuruan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak