cinta pelangi kepada warna
senantiasa membara sejak purba
merona merupa aneka kelir
di paras butir-butir air
yang berbaris dari aneka kabut tipis,
hamparan embun atau rintik gerimis
lalu berpendaran menjelma para urna
; merah, kuning, jingga
biru, ungu, hijau, dan nila
yang menjalin keindahan tiada tara
saling meronce mesra
menguntai halus, membasuh tulus
merah di luar, ungu di dalam lengkungan
meski kadang bertukar ruang
kala berkasih-kasihan
cinta pelangi alangkah syahdu
namun cinta ramadhan kepada puasa
terpatri abadi tak berbatas waktu
bukan cuma warna-warni alamiah didedahkan
tapi segala amaliah berbuah berkah
dipasrahkan
sepanjang siang dan malam
juga di dini serta senja hari
tak pernah lepas dari rida ilahi
cinta pelangi kepada warna
sejatinya serupa fatamorgana
ia mengada tapi sebatas maya
tak terletak pada suatu jarak
tak tertempuh pada sebuah sentuh
merupa ilusi pandangan
pada satu siku penglihatan
saat inti cahaya membenderang
tapi cinta ramadhan kepada puasa
murni dan kasat mata
ia bersimpuh kala disentuh
berdaya kala dirasa
nyata berdiam tentram di teguh sukma
syahdu berzikir merdu di teduh kalbu
cinta ramadhan kepada puasa
sesuci fitri
ia refleksi sinaran mata hati
yang membias dari tirta jiwani
spektrum kilau nurani
yang bertasbih di semesta ilahi
solo, 21 april 2022
ia berjanji
meski kadang tak jadi datang
sesekali urung pergi menghampiri
merupa hujan
meski telah berdandan setampan awan
namun kala gagal bertandang
bukan lantaran ingkar, sayang
sebab bisa jadi karena kita kelewat percaya
pada makna kata-kata dunia
yang dicipta dari masa fana
tapi
janji puasa pasti ditepati
sebab terkalam di alam azali
meski tak semua tunai hari ini
selain setelan kenikmatan buka
usai seteguk mesra dahaga
sejak imsyak bertandang,
bersama syafakat yang dihelat
di hadapan sesama umat,
juga kesuntukan khusyuk
pada segala yang mabruk
pada akhirnya janji puasa
gampang dipinang dengan sahaja
oleh jiwa setia
yang menjemputnya dengan secinta iman,
sekasih sayang percaya
pada sang maha puasa
janji awan
memeram uap sekumpulan
hingga meniriskan air berbutiran
bergandengan dengan gelap cakrawala,
kelabu mega atau biru angkasa
(bahkan jika lelangit merias diri
merangkul putih jernih sepenuh hati)
semua
hakekatnya pelunasan pula
sebab dingin dan panas cuaca
selalu kangen berzikir kepada-nya
angin dan udara kerap rindu bertakbir asma-nya
dalam setiap detak napas mereka
di alam semesta raya
meski dengan menunda hujan
yang dijanjikan awan
sebab janji awan merupa kebesaran ilahi
sedang janji puasa pasti mewujud kehendak robbi
solo, 20 april 2022
sekawanan batuan
mulanya berangkulan
lantas bersitatap, bersidekap
saling mengunci diri mengait hati
memadukan kekuatan
hingga tegak menjulang
menjelma tabah tebing
pantang terguling
serangkaian amalan
berpendaran dari butir keutamaan
di malam-malam ramadhan
bertangkup mesra bergandengan
dengan lapar jiwa, dahaga sukma
demi puasa
sejak terbit fajar hingga maghrib menggema
menjelma aurora indah
bercahaya pasrah
demi menadah berkah
tebing ketabahan
bukan bebatuan biasa berdaya melakoninya
sebab mesti dipusar erosi berkali-kali
digempur hendak diajur mumur
oleh cuaca yang tak kenal jeda
mereka,
para kerikil
yang mengaji setia dengan tartil
padat tanah dan pasir
yang mengeja sabar berbekal zikir
hingga menjelma cadas
keras tak tertebas
bertumpuk-tumpuk pantang remuk
terus merenung, membumbung
sampai nun
bukan siam sahaja
di bulan ampunan mampu berjaya
sebab harus digerus gelombang zaman terus menerus
didera goda dunia yang kian jemawa
ia,
saum yang tabah dan tekun
tabah mengolah amanah ibadah
tekun menjumputi ayat-ayat ilahi
jadi laku hidup sehari-hari
sejak dari ramadhan kini
hingga ramadhan nanti-nanti
tebing ketabahan
serupa kebajikan yang tak berkesudahan
solo, 18 april 2022
ia
tubuh lautan
yang rela menjorok lebih dalam
ke wilayah daratan
tetap tenang
walau dikekang batas tanah
dari 3 arah
belakang, samping kiri, dan kanan
tetap memandang ke depan
meski sejatinya kalbu menunduk
ikhlas, rela, dan tawaduk
menetapi janji sebagai teluk
secara khusyuk
tapi
tubuh hamba sahaya
yang dikepung lapar dahaga
bisa lebih tawaduk dari teluk
walau didera kuasa mata,
bibir, dan telinga
tangan, kaki,
otak serta hati
yang dibekali rabi
naluri untuk berjaya sendiri
merasa lebih tinggi
dari ciptaan lain di bumi,
tubuh hamba
tetap pantang jemawa
lantaran sang majikan menjaganya
dari jagal kesombongan fana
tubuh insan
yang mencinta ramadan
juga bisa lebih khusyuk dari teluk
walau hasrat kerap berkhianat
nafsu tak ragu menipu
amarah memamah
ambisi menghabisi
rakus meringkus
tamak menggasak
loba menghamba dunia,
tubuh insan
tetap lempang
mendekap hakikat siam
sebagai laku ketakwaan
di hadapan sang al hakam
10 april 2022
di kebun sayur
para wortel terpekur
sebab sedari lahir, kanak-kanak, remaja, hingga mendewasa
senantiasa terkubur
tetap bergeming walau di tanah gembur
tapi selalu bersyukur
meski merdeka cuma sekali seumur
kala di ruang makan dihidangkan, untuk dilebur
setelah sejenak dirias di meja dapur
barangkali karenanya bisa mabur
ke surga yang makmur
di kebun sayur
kentang tak pernah jalan-jalan walau di hari libur
bersama sanak saudara cuma bisa saling menghibur
bercengkrama tentang hal sama
semua yang biasa-biasa saja
lereng gunung teduh,
lembab udara yang kelewat jenuh
sebab hamil tua butiran kabut
hingga susah beringsut,
atau barisan awan
yang mengundang rintik hujan
serupa pancaroba
menembang panen raya,
dengannya ia genapi rasa rela
menerima gurat fitrahnya
sebagai pelengkap kehidupan
entah berakhir di warung makan,
pesta perayaan atau menu rumahan
asal tidak di dasar kulkas tergeletak,
atau tersia di tempat sampah
bersama aneka busuk yang tumpah ruah
di kebun sayur
bawang merah merekah diam-diam
lapisan demi lapisan ia peram
jelmaan sejarah kehidupan
yang kelak ia sajikan merupa kelezatan
sebagai ibadah bersajadah lidah
tanpa menuntut imbalan selain berkah
di kebun sayur,
semua jiwa bertafakur
jiwa wortel, kentang, dan bawang merah
yang berdiam di dalam tanah
juga lobak, kol, dan selada
yang tak henti merenungi diri di permukaan bumi
bersama loncang, buncis, dan sawi
mentimun, terong serta kangkung
semua terus tumbuh sembari berzikir hingga uzur
zikir sayur di kebun tafakur
solo, 5 april 2022
di sebelah selatan ladang ganjaran
di sebelah utara huma pahala
ada sepetak sawah yang merekah dengan mewah
itulah sawah hasanah!
lumpurnya legit melimpah
tempat cacing tanah menemu makanan
sembari ongkang-ongkang di kursi goyang,
humus dan hara merdeka beranak pinak
di negeri yang tentram
airnya kimplah-kimplah
mengangkut semua rahasia
yang dibutuhkan akar tanaman
wader pari hilir mudik ke sana ke mari
bersama kepiting menari-nari,
keong dan cebong saling pondong
bersendau gurau tanpa risau
di antara kaki-kaki bangau,
berkecipak bermain petak umpat
dengan ular yang belajar melompat
di pematang, tikus dan belalang
menunggu beburung datang
setelah semalaman begadang
yang satu sibuk menggali terowongan kehidupan,
satunya asyik mengaji dan menembang
sebelum pagi bangun
embun tidur terpekur di pucuk daun
sesekali ngungun
hendak terjaga siang usai berdoa
atau berzikir hingga fajar menyingkir
kala cakrawala membuka jendela
matahari menyapa dengan senyum ceria
sesekali tertawa bareng teduh udara
di waktu-waktu yang sempurna
di sawah hasanah yang tenang
aneka ragam pepadian
bakal tumbuh dipupuk kasih sayang
dari benih keikhlasan, kepasrahan, dan ketawadukan
juga dari bibit ketaatan, ketabahan serta kedamaian.
segala yang purna rela
ditumbuk di lesung keberkahan
diolah di tungku keridaan
sawah hasanah
tak gampang dipandang mata wantah
cuma bisa dilihat oleh netra yang berpuasa,
cuma bisa dirasa oleh kalbu yang berpuasa,
cuma bisa diraba oleh jemari yang berpuasa
sawah hasanah
hanya bisa digarap oleh tubuh yang berpuasa
kaki, tangan yang berpuasa
hati, nurani yang berpuasa
sawah hasanah yang indah
siapa pun jua berpeluang menjadi petaninya yang sah!
solo, 4 maret 2022
Lihat Profil Sosiawan Leak