Puisi-Puisi Ngadi Nugroho - Tilas | Suara Krajan




TILAS

Lenguhmu menikam sepi rembulan. Dan mantra belum genap dibacakan. Jangan pergi dulu sayang. Kupu-kupu masih bermain ilalang.

Lambaian tanganmu melipat mendung. Hujan tak jua berkesudahan. Juga mata air yang muncrat dari hitam liang lahat. Tak surutkan langkahmu berjalan menyusuri penat.

Angin kautidurkan dalam pelukmu. Saat burung gagak hitam berteriak lantang. Memanggilmu pulang segera menuju rumahmu yang teduh tanpa luka. Tepiskan saja lautan darah yang tercecer. Menjadi ayat-ayat doa di atas sajadah yang diraupi wangi amber.

Kaliwungu, 2022


NYEKAR

Langit sore songsong musim berganti
Datang pergi tinggalkan jejak kaki
Ranum kembang mawar kembang melati
Jelagakah dosa?
Menunggu-nunggu kedatangan
Ritus-ritus lampau mulai melapuk dalam ingatan
Hanya nama-nama masih tersisa
Tertulis jelas sebelum digusur jaman dan empunya


Di bawah pohon kamboja aku terdiam
Di samudra otakku siluet-siluet hitam putih berputar mengelilingi awan
Jatuh bersama daun-daun terbawa angin
Dan aku masih di sini di bawah pohon kamboja
Menunggu musim berganti lagi
Membacakan doa-doa dari ribuan jejak; sunyi
Antara barat dan timur terbaring sendiri mendekap masa; kembali menanti
Belum beranjak pergi

Kaliwungu, 2022


27 APRIL

Mataku kosong menatap luka yang tergores di dadamu. Adakah pekik di bulan untukmu kenang menjadi hitam arang. Dan lolong srigala jalang menikam nyenyak tidurmu.

Di antara degupmu ada kicau burung-burung senja untuk pulang. Memunguti segala luka diringkas dalam botol kaca. Lemparkanlah ke laut menjadi teman buih dan pecah dihantam karang. Aku tak bisa menerka lewat mana darah itu rembes dari bajumu yang penuh lubang.

Oh, di 27 April seolah kabut beranak pinak berkejaran ditiup angin. Menghantarkan anyir darahmu menusuk batinku. Dan robekkan bajumu berceceran menjadi peta yang berbicara. Tentang air mata juga luka.

Adakah yang bisa aku tuliskan untukmu hari ini. Bila esok adalah sebuah harap yang sembunyi di kepak kelelawar terbang di malam hari.

Kaliwungu, 2022


                                                               
Ngadi Nugroho, Lahir di Semarang, 28 Juni ‘78
Alumni Universitas Semarang
Hobi : menulis sajak
Beberapa sajak termuat di antologi dan media massa
Acapkali menggunakan nama pena Dimaz Nunug
Email: ng.adinugroho81@gmail.com







Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak