Catatan Karet Hitam (Akson 2)
Jurnal. Nyamuk (real dan dalam tanda kutip). Karet ireng
yang ayit di pergelanganku, pindah merepresi ratusan helai rambutku yang subur.
Gemeletuk gigiku bertafakur, barangkali jantur tak pernah jantur. Manakala
jantur bukan jantur, aku tetap setia beriman cincinku punya power kemujuran.
Buktinya: jurnal sekedip usai; nyamuk gagal menusuk indra perabaku yang sawo
manila kelirnya. Tapi kenapa aku masih ragu akan harga dan aku masih gatal(?).
Tapi kau tau apa yang mujur? Orang-orang yang membaca tulisan sejelimet ini.
Orang-orang sejenis itu adalah pecinta film beralur tenang. Hidup mereka tenang
dalam kegelisahan
Catatan Karet Hitam (Akson 3)
Dua yang hilang di dua ribu dua dua.
didaridaridaridamdamdam. Aku pulang. Kau akan mencintaiku. Camkan itu. didari
dari daridam dam. Aku lupa. Barangkali O akan menetas. Namun bagaimana jika
bukan dua. Bagaimana jika tiga dan lainnya. O itu telur, O juga karet gelang
yang kini tetap bertengger di tanganku. O untuk kedua matamu yang fokus
memerhatikan. Kau berharap menemukan kalimat yang menarik di sela-sela paragraf
ini. Aku tak peduli. Kamu tak peduli. Aku berharap menemukan cinta di sela-sela
obrolan itu.
Muhaimin Rizal, Penyair dan aktif di UKM Sabda Theatre UIN Sunan Ampel Surabaya