Puisi-Puisi Muhaimin Rizal - Catatan Karet Hitam

Foto oleh Jan Kopřiva




Puisi-Puisi Muhaimin Rizal
Catatan Karet Hitam (Akson 1)

Malam ini aku overdosis rokok. Sebelahku overdosis kecap. Mata-mata menggelinding di atas meja. Mata-mata datang membawakan kopi sedingin es. Aku memuntahkan kecap. Kecap itu pahit. Selama ini persepsi lidah yang membuatnya manis. Orang tertawa terbahak-bahak. Padahal aku tak mengonsumsi kecap malam ini. Setelah kuseruput kopi yang ternyata sepanas arang, aku sadar sebelahku itu aku. Aku hanya sendirian malam ini. Mata-mata yang menggelinding dan kecap pahit hanya imajinasiku. Aku mengikat rambutku dengan karet hitam. Mata-mata yang ternyata seorang penjual itu duduk di sebelahku. Memata-matai bibirku yang menghisap jariku. Aku overdosis rokok. Tapi rokok-rokok itu sudah tandas beberapa ratus detik yang lalu, dihisap huruf-huruf di layar laptopku.

Catatan Karet Hitam (Akson 2)

Jurnal. Nyamuk (real dan dalam tanda kutip). Karet ireng yang ayit di pergelanganku, pindah merepresi ratusan helai rambutku yang subur. Gemeletuk gigiku bertafakur, barangkali jantur tak pernah jantur. Manakala jantur bukan jantur, aku tetap setia beriman cincinku punya power kemujuran. Buktinya: jurnal sekedip usai; nyamuk gagal menusuk indra perabaku yang sawo manila kelirnya. Tapi kenapa aku masih ragu akan harga dan aku masih gatal(?). Tapi kau tau apa yang mujur? Orang-orang yang membaca tulisan sejelimet ini. Orang-orang sejenis itu adalah pecinta film beralur tenang. Hidup mereka tenang dalam kegelisahan

Catatan Karet Hitam (Akson 3)

Dua yang hilang di dua ribu dua dua. didaridaridaridamdamdam. Aku pulang. Kau akan mencintaiku. Camkan itu. didari dari daridam dam. Aku lupa. Barangkali O akan menetas. Namun bagaimana jika bukan dua. Bagaimana jika tiga dan lainnya. O itu telur, O juga karet gelang yang kini tetap bertengger di tanganku. O untuk kedua matamu yang fokus memerhatikan. Kau berharap menemukan kalimat yang menarik di sela-sela paragraf ini. Aku tak peduli. Kamu tak peduli. Aku berharap menemukan cinta di sela-sela obrolan itu.


Muhaimin Rizal, Penyair dan aktif di UKM Sabda Theatre UIN Sunan Ampel Surabaya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak