RUMAH
Mengunjungi bayang-bayang rumah tempat berpulang
aku mengakrabi hari dengan mimpi-mimpi
bercampur siaran kabar berita di televisi
tak pernah ada yang dikenang seluruh
bayangan itu sesaat terpiuh lalu segera jatuh
berguguran bersama air mata yang tuhan kirimkan
aku menyekanya setiap pagi setelah mimpi diakhiri
setelah pandang di luar jendela meminta jawaban.
siapakah yang paling rindu pulang, aku atau ingatan?
Sumenep, 2021
DI DEPAN CERMIN
Di depan cermin kudapati ruangan rahasia
luas dan pintunya terus terbuka
tempat kau menyimpan apa saja
gelap tetapi jelas kutatap semua
setumpuk sampah, bangkai puisi,
dan doa-doa berjajar mengantre
aku berpaling dari cermin
menutup mata, menjauh dari
gambar-gambar berdenyar dan dingin.
Sumenep, 2021
DI KAMAR INI
Di kamar ini aku mengurung diri
menepi dan bersembunyi
dari udara malam yang pengap
dan kau selalu bisa masuk tanpa melalui pintu
derap langkahmu menguat berkali-kali
bersama detak jarum jam di kepalaku
malam yang panjang, nafas yang gamang
hingga sepenuhnya membaringkan dirimu di tubuhku
gelap itu memeluk dadaku
memenjarakan bisik bait-bait puisi
doa-doa liar yang keluyuran beterbangan
pikiran-pikiran yang di kamar ini
berlarian saling mengejar kesana-kemari
sebelum semuanya nahas karam di matamu
setiap malam, di kamar ini
aku setia melukismu di langit-langit sunyi
dan terhapus begitu saja esok oleh matahari.
dan terhapus begitu saja esok oleh matahari.
Sumenep, 2021
PANDEMI
Celakanya kau dan aku harus berjanji
menikmati insomnia juga kopi
dengan ambyar sendiri-sendiri.
Sumenep, 2021
SEMADI
Aku lelaki rapuh yang ingin berteduh
dari bising keluh kesah cinta yang gaduh
dalam hening matamu kutemukan nyala api
ajak aku membakar diri sebelum subuh.
Sumenep, 2021
Mim A Mursyid, berasal dan tinggal di pulau Sapudi, Sumenep. Hanya menulis puisi, sehari-hari bertani dan juga mengajar sebagai guru honorer yang tidak rajin. Bisa disapa di Facebook Mim Aly Mursyid.