TANAH
LAHIR
Menyusur kembali tanah lahir
berkali menggali mencari arti
tanah tua tanah aksara
aku ingat dongeng tetua
terbawa mimpi
tutur luhur perjalanan leluhur
seberapa bisa menirunya
dalam restunya senantiasa mengalir
menghabiskan hari hari panjang
tanah cinta tualang pengembara
terdengar tembang dari desa pedusunan
upacara bumi gunung dan samudra
telah tergelar
biarlah aku disini
rumah tua halaman terbuka
tanah tua menyimpan pesona
sungguh aku mencintainya
94 – 20
berkali menggali mencari arti
tanah tua tanah aksara
aku ingat dongeng tetua
terbawa mimpi
tutur luhur perjalanan leluhur
seberapa bisa menirunya
dalam restunya senantiasa mengalir
tanah cinta tualang pengembara
terdengar tembang dari desa pedusunan
upacara bumi gunung dan samudra
telah tergelar
biarlah aku disini
rumah tua halaman terbuka
tanah tua menyimpan pesona
sungguh aku mencintainya
94 – 20
setumpuk tanda tanya bergelayut
kekecewaan dan rasa sakit
kukabarkan padamu akhir tahun
terbayang kau akan mengejekku
menghadapi hidup dan hari hari tua
satu kata sajak
simpanlah dengan kesetiaan
datanglah ke rumah
halaman rumahku yang terbuka
kaktus kaktus sudah tak ada
karena di sini mengenang percakapan akhir tahun
dalam kantuk yang menjadi jadi
sudah sekian lama tak pernah bertemu
aku ingin menikmati sajak sajakmu
kabarkanlah aku satu sajak
cukuplah sahabat
LUKISAN MASA LALU
tergantung di dinding timur
setiap kau punya waktu
tataplah lama lama
garis tegas tebal ke dalam
garis nasib sakit yang panjang
warnanya suram wajah pemurung
masa lalu orang tua
tanpa kata kata
matanya menangkap
waktu sudah sangat berjarak
anak anak menggumam
kemudian diam diam membuat kanvas
menarik garis dengan pena tajam
memberinya warna
setelah menyusur nasibnya
dan memeluk masa lalunya
I Wayan Suartha, Menulis puisi
sejak masih SMP, dipublikasikan tahun 1977. Di samping puisi juga menulis
naskah drama, dan catatan kebudayaan. Diundang dalam Ubud Writers and reader
tahun 2005, Meraih Penghargaan Widya
Pataka dari Gubernur Bali Tahun 2012. Antologi Puisi Tunggal “Buku Harian Ibu
belum selesai” terbit tahun 2020 dengan Pengantar Umbu Landu Paranggi. Alamat kini: Banjar Pekandelan Kelod, Semarapura, Klungkung – Bali. WA: 081916577138