Puisi-Puisi I Wayan Suartha - Tanah Lahir

Sumber: https://pixabay.com/id/photos/penelitian-mekanis-teknis-rencana-4170441/












TANAH LAHIR
 
Menyusur kembali tanah lahir
berkali menggali mencari arti
tanah tua tanah aksara
aku ingat dongeng tetua
terbawa mimpi
tutur luhur perjalanan leluhur
seberapa bisa menirunya
dalam restunya senantiasa mengalir
 
menghabiskan hari hari panjang
tanah cinta tualang pengembara
terdengar tembang dari desa pedusunan
upacara bumi gunung dan samudra
telah tergelar
biarlah aku disini
rumah tua halaman terbuka
tanah tua menyimpan pesona
sungguh aku mencintainya
                                   
                                    94 – 20
 

KABAR AKHIR TAHUN
 
Satu waktu aku punya kerinduan
setumpuk tanda tanya bergelayut
kekecewaan dan rasa sakit
kukabarkan padamu akhir tahun
terbayang kau akan mengejekku
menghadapi hidup dan hari hari tua
satu kata sajak
simpanlah dengan kesetiaan
 
satu waktu kau punya kerinduan
datanglah ke rumah
halaman rumahku yang terbuka
kaktus kaktus sudah tak ada
karena di sini mengenang percakapan akhir tahun
dalam kantuk yang menjadi jadi
sudah sekian lama tak pernah bertemu
aku ingin menikmati sajak sajakmu
kabarkanlah aku satu sajak
cukuplah sahabat
 
                                    Januari 21


LUKISAN MASA LALU
 
Lukisan masa lalu
tergantung di dinding timur
setiap kau punya waktu
tataplah lama lama
garis tegas tebal ke dalam
garis nasib sakit yang panjang
warnanya suram wajah pemurung
masa lalu orang tua
tanpa kata kata
 
anak anak meraba garis dan warna
matanya menangkap
waktu sudah sangat berjarak
anak anak menggumam
kemudian diam diam membuat kanvas
menarik garis dengan pena tajam
memberinya warna
setelah menyusur nasibnya
dan memeluk masa lalunya
 
                        Februari 21

I Wayan Suartha, Menulis puisi sejak masih SMP, dipublikasikan tahun 1977. Di samping puisi juga menulis naskah drama, dan catatan kebudayaan. Diundang dalam Ubud Writers and reader tahun 2005, Meraih  Penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali Tahun 2012. Antologi Puisi Tunggal “Buku Harian Ibu belum selesai” terbit tahun 2020 dengan Pengantar Umbu Landu Paranggi. Alamat kini: Banjar Pekandelan Kelod, Semarapura, Klungkung – Bali. WA: 081916577138

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak