Puisi-Puisi Agus Widiey - Seperti Rindu Bayanganmu Memburuku

Seperti Rindu Bayanganmu Memburuku
-kaila
 
seperti rindu bayanganmu memburuku
dan anganku hanya mampu menerima dengan setia
dengan ketabahan hati yang terbuka
melebihi bening kaca jendela
yang begitu lama tak dijumpai hujan pertama.
 
–tanggal gugur dari tangkai bulan
  waktu ikut mengelupas–
 
rupanya aku telah kehilangan diri
karena cinta menjelma dalam sukma
hingga aku merasa berdosa
bila ikut beringsut serupa kalender tua.
 
seperti rindu bayanganmu memburuku
hingga darahku sempat membeku,
dari waktu ke waktu
dari sunyi ke sunyi.
 
Batuputih, 2022
 

Pengharapan (2)
 
masih saja dirimu
tidur dalam pikiranku
hingga bulan beringsut
ke pagi yang kabut.
 
tak ada keraguan bagi pencinta
yang tenggelam pada samudera rasa
meski akal sudah sepenuhnya milik gila
 
di sini, aku berharap
dirimu dapat kudekap
setelah selesai bertapa
dari sunyi penuh nestapa.
 
:maka, masuklah ke dalam diriku
tanpa harus berpaling dari masa lalu.
 
Juruan Laok, 2022


Hanya Kepadamu
-Kaila
 
Lihatlah aku di sini,
lihatlah: di waktu sunyi
dengan mata cintamu
dengan doa merdumu.
 
Rindu kian menggamit
dan tak kunjung pamit
setia harus kita miliki
sebagai kekasih hakiki.
 
Hanya kepadamu
rinduku berpulang
hanya kepadamu
jiwaku berlindung.
 
Batuputih, 2022



Agus Widiey, lahir di Batuputih 17 Mei 2002 santri aktif pondok pesantren Nurul Muchlishin Pakondang, Rubaru, Sumenep. Ia menulis Puisi, Cerpen, dan, Resensi. Pernah memenangkan lomba menulis puisi yang diselenggarakan oleh Majelis Sastra Bandung (2021). Ketua pertama Komunitas Pelajar Peduli Literasi (Radar Aliyah). Email: aguswidiey03@gmail.com No HP/WA: 085932210147


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak