Puisi-Puisi Lubet Arga Tengah - Bening Kecilku


BENING KECILKU

Seratus dua puluh hari kami tempa tubuhmu pada panas matahari. Langit sebagaimana musim kemarau. Angin tenang di ruang tunggu. Penanggalan berbelok ke matamu dari hari yang diramalkan; kamis memecah tangis di ruang operasi.

Aku kecup tanganmu yang masih kuncup. Pada tanda hitam di pergelanganmu juga bintik merah di alismu sebagaimana di pipi ibumu. Supaya segera kau hapal napasku yang dingin dan keringat di kening.

Bicaralah sembarang yang engkau suka. Lalu katakan seberapa sunyi dalam rahim ketimbang malammu kini. Juga aku ingin mendengar kembali bisikanku dulu. Seberapa lekat dalam gendang telingamu. Apakah sampai doa dan ayat-ayat yang aku masukkan dari pusar sebelum jam tidur dimulai. Lampu kamar dipadamkan untuk membayang-bayangmu; lelaki atau perempuan

Engkau sering berkelebat dalam mimpi membawa namanya sendiri. Hingga pada puncak malam itu kupanjatkan namamu. Meminta untuk menyempurnakan tidak sekadar panggilan.

Asembagus, 2021

 

 

1 TAHUN USIA BENING
 
Setahun kurangkum namamu dalam kenangan
Tangis-tawamu sebagai hadiah paling mahal
Waktu-waktuku takluk di hadapanmu
Tidak bisa melerai malam dan siang
Segalanya hampir milikmu
 
Sekarang engkau mulai belajar bertatih
Tidak ada isyarat yang perlu dipelajari
Selain pandangan lurus ke depan
Menatap hari tuamu di punggung matahari
Bersabar sambil bernyanyi tentang kelahiran
 
Satu tahun napas di dadamu
Tulang, darah dan daging lebur dalam namamu
: Bening bertasbih di rahim rindu
Selamat, anakku...
Satu tahun adalah Tuhan yang maha pengasih dan penyayang
 
Asembagus, 17 Ramadhan 1443 H
 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak